Legenda Asal Usul 12 Shio Tionghoa
– Tikus, Kerbau, Harimau, Kelinci, Naga, Ular, Kuda Kambing, Monyet,
Ayam, Anjing dan Babi adalah Simbol Binatang dalam 12 Shio Tradisi
Tionghoa. Setiap Binatang menandakan 1 tahunan, terdapat 12 binatang
yang melambangkan 12 tahunan dalam kalender Imlek. Pada Tahun ke 13,
Lambang Binatang akan kembali lagi pada nomor urut pertama dan
seterusnya. 12 (dua belas) binatang tersebut harus berurut sesuai dengan
nomor urutan. Jadi Tikus merupakan binatang yang menduduki nomor urut
pertama dan yang paling terakhir adalah Babi.
Mengapa Tikus berada dalam nomor urut pertama? Mengapa 12 binatang
tersebut yang dipilih? Sampai saat ini tidak ada seorang pun yang dapat
menjawabnya dengan pasti. Tetapi banyak cerita maupun legenda yang
beredar di Masyarakat Tionghoa mengenai Asal-usul penggunaan 12 Binatang
tersebut dalam Shio dan juga asal usul Tikus menduduki urutan pertama
diantara binatang-binatang lainnya.
Cerita Legenda Asal Usul 12 Shio
Berikut ini adalah salah satu Cerita Legenda Asal usul 12 Shio dan
Binatang-binatang yang diplihnya dalam melambangkan nama Tahun.
Konon, pada zaman dahulu kala di China, Masyarakat saat itu tidak
mengetahui bagaimana caranya untuk menghitung Tahun, bulan, hari dan
Waktu. Oleh sebab itu, Masyarakat saat itu memohon dan berdoa kepada
Kaisar Langit (Yu Huang Da Di [玉皇大帝]) untuk mengajarkan cara perhitungan
tersebut. Kaisar Langit (Yu Huang Da Di) kemudian berpikir bahwa
Binatang dan Manusia mempunyai hubungan yang sangat dekat. Jika
menggunakan Nama Binatang sebagai Nama Tahun, maka Manusia akan mudah
mengingatkannya.
Tapi di Bumi terdapat banyak sekali jenis Binatang, bagaimana cara memilihnya?
Kaisar Langit akhirnya memutuskan untuk menyelenggarakan perlombaan
penyeberangan Sungai pada Hari Ulang Tahunnya. 12 Binatang yang berhasil
menyeberang dan mencapai titik akhir perlombaan lebih duluan akan
ditetapkan sebagai panggilan nama tahun. Setelah pengumuman tersebut
diumumkan, semua binatang di muka bumi ini ingin memenangkan perlombaan
agar nama mereka terdaftar sebagai lambang nama tahun.
Pada waktu itu, Kucing dan Tikus adalah teman baik, mereka sering
makan dan tidur bersamaan. Tikus mengatakan kepada kucing bahwa dia
ingin memenangkan Perlombaan ini agar nama “Tikus” dapat dijadikan
lambang tahun, tetapi kesempatan untuk menang akan sangat kecil karena
badannya yang kecil dan juga kemampuan berenang yang kurang baik. Kucing
kemudian berkata “Karena badan kita kecil, kemampuan lari pun tidak
cepat, oleh karena itu, kita harus bangun tidur lebih cepat. Si Kerbau
biasanya bangun lebih pagi, kita minta si Kerbau untuk membangunkan kita
pada hari perlombaan tersebut”. Si Tikus sangat senang setelah
mendengarkan nasihat dari si Kucing.
Pada hari perlombaan, sebelum matahari terbit, si Kerbau pun menepati
janjinya dengan membangunkan si Tikus dan si Kucing. Si Kerbau juga
berbaik hati memperbolehkan si Tikus dan si Kucing untuk duduk di atas
badannya. Sesampainya di pertengahan Sungai, si Tikus kemudian mendorong
si Kucing jatuh ke Sungai. Karena si Kerbau hanya fokus pada
pertandingan, si Kerbau pun tidak merasakan bahwa si Kucing telah jatuh
ke Sungai. Pada saat hampir mendekati titik akhir perlombaan, si Tikus
tiba-tiba loncat dari badan si Kerbau dan dengan sekuat tenaganya
berlari menuju ke titik akhir perlombaan. Si Tikus berhasil menjadi yang
pertama (1) tiba di titik akhir perlombaan. Sesaat kemudian si Kerbau
tiba mendapatkan urutan ke dua (2).
Beberapa saat kemudian si Harimau pun tiba dengan badannya yang basah kuyup, tetapi hanya dapat urutan ke tiga (3).
si Naga kemudian muncul dari langit dan
menuju ke titik akhir perlombaan, tetapi tiba-tiba si Kelinci muncul dan
lebih dulu mencapai titik akhir perlombaan. Sebenarnya si Kelinci juga
tidak bisa berenang, si Kelinci hanya meloncat-loncat dengan menginjak
badan-badan binatang di permukaan sungai yang ikut dalam perlombaan. Si
Naga terlambat karena memiliki tugas untuk memberikan hujan di daerah
timur. Dengan demikian si Kelinci mendapat urutan ke empat (4) dan si
Naga menduduki urutan ke lima (5).
Tak lama kemudian muncullah Kuda, Kambing,
Monyet, Ayam dan Anjing yang berusaha berlari menuju ke titik akhir
perlombaan. Tiba-tiba muncul seekor ular besar dari padang rumput dan
menduduki urutan ke enam (6). Kuda hanya mendapat urutan ke tujuh (7).
Kambing, Monyet dan Ayam adalah binatang yang tidak bisa berenang,
mereka mencari sepotong kayu besar untuk membantu mereka menyeberang
sungai tersebut. Dengan modal sepotong kayu dan saling membantu,
akhirnya mereka bertiga juga mampu mencapai titik akhir perlombaan.
Kambing menduduki urutan ke delapan (8), Monyet ke Sembilan (9) dan Ayam
mendapatkan urutan ke sepuluh (10).
Urutan sebelas (11) diduduki oleh si
Anjing. Si Anjing sebenarnya dapat tiba lebih awal, tetapi karena
sifatnya yang suka bermain, si Anjing akhirnya memilih untuk mandi dan
bermain air dulu sebelum meyeberang sungai.
Urutan terakhir berhasil diraih oleh siapa? Masing-masing binatang
sibuk melihat sana sini dengan penasaran siapa yang akan menjadi yang
terakhir ini. Tiba-tiba dengar suara Babi yang terdengar dari jauh.
Semua binatang merasa aneh, Babi merupakan binatang yang paling malas
beraktivitas kok berniat juga mengikuti perlombaan. Sesampainya di titik
akhir, dengan suara yang terengah-engah, si Babi bertanya kepada
binatang-binatang lainnya “Apakah ada Makanan enak di sini?”. Semuanya
menertawakan si Babi. Tetapi dengan demikian, si Babi juga berhasil
mendapat tempat di urutan ke dua belas (12) dalam perlombaan ini.
Kaisar Langit kemudian mengumumkan para pemenang perlombaan beserta
dengan urutannya “1. Tikus, 2. Kerbau, 3. Harimau, 4. Kelinci, 5. Naga,
6. Ular, dan seterusnya ……”. Tiba-tiba si Kucing muncul dengan badan yang basah dan
bertanya kepada Kaisar Langit, “Saya dapat urutan ke berapa?”. Kaisar
Langit kemudian menjawab “anda datang terlambat, perlombaan telah
selesai”.
Mendengarkan jawaban tersebut, si Kucing sangat marah dan berkata,
“Ini gara-gara si Tikus, saya akan memakannya….”. Cakar si Kucing hampir
saja melukai di Tikus, Kaisar Langit dengan cepat mencegah tindakan si
Kucing. Dengan hati yang takut dan bersalah, si Tikus kemudian meloncat
ke samping Kaisar Langit untuk meminta perlindungan.
Si Tikus memang telah menang dalam perlombaan dan menjadi nomor satu
dari urutan 12 shio, tetapi karena perbuatannya, si Tikus setiap saat
dikuatirkan dengan tindakan balas dendam si Kucing. Setiap melihat
Kucing, si Tikus pasti ketakutan dan lari menghindarinya. Pada Siang
hari, si Tikus juga harus bersembunyi di Lubang kecil agar tidak jumpa
dengan si Kucing. Inilah akibat dari kesalahan si Tikus terhadap si
Kucing.
Sebagai suatu penghomatan atas sejarah terbentuknya Kabupten Pemalang
maka pemerintah daerah telah bersepakat untuk memberi atribut berupa
Hari Jadi Pemalang. Hal ini selalu untuk memperingati sejarah lahirnya
Kabupaten Pemalang juga untuk memberikan nilai-nilai yang bernuansa
patriotisme dan nilai-nilai heroisme sebagai cermin dari rakyat
Kabupaten Pemalang.
Salah satu alternatif penetapan hari jadi Kabupaten Pemalang ialah pada saat diumumkannya pernyataan Pangeran Diponegoro untuk mengadakan perang terhadap Pemerintahan Kolonial Belanda, yaitu tanggal 20 Juli1823. Namun, berdasarkan diskusi para pakar yang dibentuk oleh Tim Kabupaten Pemalang, hari jadi Pemalang adalah tanggal 24 Januari 1575,
atau bertepatan dengan Hari Kamis Kliwon tanggal 1 Syawal 1496 Je 982
Hijriah. Keputusan tersebut selanjutnya ditetapkan dalam Peraturan
Daerah Kabupaten Dati II Kabupaten Pemalang Nomor 9 Tahun 1996 tentang
Hari Jadi Kabupaten Pemalang. Tahun 1575 diwujudkan dengan bentuk Surya
Sengkala Lunguding Sabda Wangsiting Gusti yang mempunyai arti
harfiah: kearifan, ucapan/sabdo, ajaran, pesan-pesan, Tuhan, dengan
mempunyai nilai 5751. Sedangkan tahun 1496 Je diwujudkan dengan Candra
Sengkala Tawakal Ambuko Wahananing Manunggal yang mempunyai arti
harfiah berserah diri, membuka, sarana/wadah/alat untuk,
persatuan/menjadi satu dengan mempunyai nilai 6941.
Adapun Sesanti Kabupaten Pemalang adalah Pancasila Kaloka Panduning Nagari, dengan arti harfiah lima dasar, termashur/terkenal, pedoman/bimbingan, negara/daerah dengan mempunyai nilai 5751
Kecamatan
Kabupaten Pemalang terdiri atas 14 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dankelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kota Pemalang.
Di samping Pemalang, kota-kota kecamatan lainnya yang cukup signifikan
adalah Comal, Petarukan, Ulujami, Randudongkal dan Moga. Kecamatan di
Kabupaten Pemalang yaitu:
Kabupaten Pemalang kebanyakan merupakan suku Jawa. Di bagian barat dan selatan, penduduknya bertutur dalam bahasa Jawa dialek Tegal, sedangkan di bagian timur seperti di Petarukan, Comal, Ulujami, Ampelgading dan Bodeh bertutur dalam bahasa Jawa dialek Pekalongan.
Wisata
Salah satu objek wisata terkenal di Kabupaten Pemalang adalah Pantai Widuri.
Shino Aburame (油女シノ, Aburame Shino) adalah shinobi anggota klan Aburame dari Konohagakure. Tenang, dan kadang-kadang sulit ditebak, Shino menggunakan teknik berbasis serangga klannya untuk digunakan di Tim Kurenai.
Latar Belakang
Shino dengan teman masa kecilnya Torune.
Shino pada suatu waktu tumbuh bersama Torune Aburame saat keluarganya
mengasuhnya di bawah perwalian setelah ayah Torune, Shikuro Aburame,
meninggal dunia. Meskipun berbeda pandangan mereka tentang persahabatan,
Shino tumbuh dekat dengan Torune, dan menganggapnya sebagai kakaknya
sendiri. Torune bahkan mengungkapkan kepada Shino jenis unik dari
serangga mikroskopik. Suatu hari, Danzō Shimura mendekati dua pemuda
Aburame dengan keinginan untuk merekrut salah satu anggota klan untuk
Akar. Sementara Danzō memiliki wewenang untuk melakukannya dan
menyatakan ketertarikannya pada Shino, tidak menginginkan Shino untuk
menjalani kehidupan yang sepi, Torune menawarkan dirinya, lalu menarik
perhatian Danzō dengan mengungkapkan siapa ayahnya. Mengetahui bahwa dia
mungkin tidak akan pernah melihat Torune lagi tapi ingin tetap dekat
dengan sosok saudaranya dalam beberapa hal, Shino memanen beberapa
serangga Torune dan menghabiskan bertahun-tahun memperbaiki teknik
pembiakan kawinnya untuk menghasilkan kumbang baru yang mewarisi jejak
serangga Torune.[6]
Selama sesi latihan di Akademi, dia terlihat di samping Kiba dan
Akamaru saat Shikamaru dan Chōji menolak untuk saling berkelahi bahkan
selama latihan. Ketika Kiba berkomentar bahwa Shikamaru, terlalu
merepotkan, dan akan menjadi genin selama sisa hidupnya, Shino berkata
bahwa mungkin saja Shikamaru tidak dapat hidup lama dan banyak hal bisa
terjadi. Tapi sebelum dia bisa menyelesaikan pernyataannya, dia terputus
oleh Kiba yang merasa terganggu dengan kata-kata Aburame muda itu.[7]
Kepribadian
Sejak masa kecilnya, Shino telah menjadi orang yang tenang, menguasai
diri, dan soliter, serta cukup misterius. Shino digambarkan berada di
suatu kondisi antara hanya tabah dan mengikuti kenyataan, jarang pernah
tersenyum atau menunjukkan emosi sama sekali; bukannya berterima kasih
pada rekan satu timnya karena mengucapkan selamat kepadanya atas
kemenangannya dalam pertarungan, dia mengatakan kepada mereka bahwa ia
mengharapkan mereka untuk melakukan hal yang sama. Dia juga memiliki
kecenderungan menyimpan dendam dan menjadi agak menakutkan, seperti
terlihat ketika Naruto
gagal mengenalinya pada awal Bagian II (secara adil satu-satunya bagian
yang terlihat dari wajahnya adalah kacamata hitamnya), tetapi mudah
dikenali Kiba dan Hinata. Dia masih menyimpan dendam sampai hari ini.
Mimpi Shino untuk menemukan dan menjinakkan keturunan serangga baru.
Shino tampaknya menyadari sifat-sifat kepribadian anehnya; di anime,
saat ia makan makanan yang diracuni dengan bahan kimia yang memaksa dia
untuk tertawa, ia mengancam mengatakan Naruto untuk melupakannya pernah
terjadi. Minatnya pada serangga membantu dia memperkuat sudut pandang
ini; dengan menghabiskan sebagian besar waktu luangnya menonton mereka,
dan sering membuat analogi untuk serangga ketika berbicara, orang-orang
datang untuk mengidentifikasi Shino sebagai "menyeramkan", dan cenderung
tidak menyukai berada di sekitarnya untuk jangka waktu yang lama. Dalam
mimpi Tsukuyomi Tak Terbatas, Shino bermimpi bahwa ia menemukan spesies serangga berukuran raksasa baru dan dijinakkan itu sebagai miliknya.
Meskipun kadang-kadang berdebat dengan Kiba, Shino memiliki
perasaan yang sangat kuat terhadap rekan satu tim dan sekutunya, pertama
kali terlihat ketika ia berjanji pada Sasuke untuk membantunya menangani Gaara setelah berurusan dengan Kankurō tapi menyesal tidak mampu menegakkan janji itu karena terkena racun.
Juga ditunjukkan Shino sangat takut saat ia dan rekan tim yang
takut mati setelah melihat kekuatan Gaara selama tahap kedua Ujian
Chūnin, tapi ia masih memutuskan untuk membantu Sasuke dengan cara
apapun yang dia bisa. Dia juga menyesal sedang tidak tersedia dan karena
itu tidak dapat membantu mencari Sasuke Uchiha.
Dari titik itu dan seterusnya, ia memutuskan untuk bekerja pada
keterampilan kerja tim dengan Kiba dan Hinata. Dia bahkan membantu
Hinata untuk meningkatkan kemampuannya, dan merupakan salah satu dari
sedikit orang, selain Naruto, yang secara terbuka mengaku percaya pada
dirinya. Buah dari usahanya terlihat di anime, di mana Shino mampu
menjalankan misi dengan sukses sementara juga menjaga orang lain aman.
Dia juga terbukti dapat memahami perasaan rekan satu timnya, mengetahui
ketika sedikit pun hal-hal yang salah dengan salah satu dari mereka.
Selama Perang Dunia Shinobi Keempat, dia juga berusaha untuk menjaga
aliran chakra rekan satu timnya yang aktif melalui penggunaan
serangganya.
Shino berbicara secara serius, seperti dicatat oleh Naruto dan
Kiba. Dia berbicara dengan cara yang paling sederhana digambarkan
sebagai "banyak bawel" dan menggunakan banyak kata 'karena' (なぜなら nazenara).
Bagi orang lain, cara berbicaranya sepertinya lebih memperhatikan
titik-titik sepele dari percakapan yang tidak bisa diabaikan, atau,
memberikan informasi yang akan meninggalkan pertanyaan yang mungkin bisa
ditanyakan — sudah dijawab.[8]
Shino cukup yakin dengan kemampuannya dan bahwa dia akan
memenangkan pertarungan, dan cenderung mencoba mengkomunikasikan hal ini
kepada lawan untuk kebaikan mereka sendiri. Meski begitu, Shino suka
bertarung, dan tidak suka melewatkan kesempatan untuk melawan lawan yang
terampil, seperti yang terlihat saat dia menyingkir dari Runtuhnya
Konoha untuk melawan Kankurō, setelah nama terakhir telah mengorbankan
diri untuk tidak mengungkapkan rahasia pribadinya.
Di anime, terlihat bahwa Shino akan panik saat berhadapan dengan
hewan atau tanaman pemakan serangga (dengan Shino sendiri menyamakannya
sebagai penyiksaan psikologis).[9]
Dia juga akan jatuh ke dalam keputusasaan yang menunjukkan ungkapan
sedih — tidak biasa padanya — sampai-sampai dia hampir menangis dan
bahkan menolak melanjutkan misinya untuk menghindari kehilangan serangga
lagi. Demikian pula, di masa dewasa, hasrat Shino untuk mengajar
membuatnya sedih ketika murid-muridnya gagal untuk mendengarkannya atau
karena kerusakan yang terjadi pada Akademi.[10]
Penampilan
Shino di Bagian I.
1 dari 4
Shino secara teratur terlihat mengenakan gaya yang sama seperti klan
lainnya, yang terdiri dari kacamata hitam dan jaket hijau laut dengan
kerah tinggi menengadah. Sementara Shino berada di Akademi,
dia mengenakan pakaian yang sama dengan yang dia pakai sekarang di
Bagian II kecuali jaketnya yang berwarna abu-abu terang. Shino adalah
pria berkulit putih dan anggota bertubuh tertinggi kelas kelulusannya.
Dia memiliki rambut coklat gelap, lebat, dan mata gelap dan sipit (yang
baru ditunjukkan di anime).[11]
Dalam semua penampilan Shino, dia telah ditunjukkan mengenakan kacamata
bulat dan kacamata hitamnya. Bahkan Hinata, rekan setimnya, tidak tahu
seperti apa matanya.[12] Namun, untuk sesaat, profil mata Shino ditunjukkan.
Selama Bagian II, penampilannya menjadi lebih misterius lagi,
dengan jaketnya menggantung di atas lutut dan penambahan tudung yang
menghalangi wajahnya lebih jauh lagi dan tas di punggungnya. Penampilan
saat ini membuat lebih sulit bagi orang-orang seperti Naruto untuk
mengenalinya dengan segera. Selama Perang Dunia Shinobi Keempat, dia
mengenakan jaket antipeluru di bawah jaketnya.
Dalam The Last: Naruto the Movie,
dua tahun setelah Perang Dunia Shinobi Keempat, Shino sekarang
mengganti jaket antipeluru dengan pakaian shinobi biasa dan seperangkat
kacamata hitam baru. Pakaiannya terdiri dari kemeja abu-abu dengan
celana yang pas di bawah jaket dengan kancing abu-abu terangnya.
Jaketnya juga memiliki tudung di atas kepalanya. Ia juga mengganti
pelindung dahi dengan gaya bandana.
Bertahun-tahun kemudian, sekarang sebagai pria dewasa, pakaiannya
kurang berlapis. Dia memakai jaket antipeluru, dengan dua lambang
seperti serangga di leher, dan jas tubuh lengkap di bawahnya. Alih-alih
kacamata hitam biasanya, dia memakai pelindung mata tiga strip optik
yang membungkus kepalanya. Rambutnya juga diratakan dan diikat dengan
tali pengikat yang ketat.
Kemampuan
Shino bersiap menggunakan serangga untuk bertempur.
Shino menunjukkan potensi besar sebagai shinobi sejak usia dini, menarik perhatian Danzō Shimura, seorang pria dengan standar yang sangat tinggi, di anime.[6] Sebagai genin, ia dengan mudah berhasil mengalahkan lawannya, Zaku Abumi, selama Ujian Chūnin dan kemudian melawan Kankurō, seorang shinobi Sunagakure yang ahli, sampai akhirnya menuju jalan buntu.[13] Saat dewasa, kecakapan Shino telah berkembang menjadi level jōnin, bahkan diakui oleh Hokage Ketujuh.[14]
Ninjutsu
Sementara biasanya mengandalkan hampir secara eksklusif pada teknik rahasia
klannya, Shino juga berpengalaman dalam berbagai teknik lainnya. Dia
mampu menghilangkan genjutsu tingkat tinggi. Dia memiliki keterampilan
yang cukup dalam shurikenjutsu, mampu memanipulasi paruh loncatan shurikennya. Dia juga menjadi ahli dalam transformasi alamElemen Tanah, Api, dan Yang.[4] Dia bisa menggunakan Teknik Memanggil,[4] yang di anime ditunjukkan mampu memanggil serangga terbang raksasa.[14]
Teknik Klan Aburame
Shino dan serangga di dalam dirinya.
Sebagai anggota klan Aburame, Shino ditanamkan jenis serangga khusus pada saat kelahiran, yang disebut kikaichū, yang menggunakan tubuhnya sebagai sarang dan memakan cakranya, serta hidup dalam bentuk simbiosis. Sebagai gantinya, mereka menyerang dan melakukan tugas lain saat dia membentuk gaya bertarung
utamanya: dalam pertempuran, dia menempatkan serangga pada lawan dan
kemudian mengkonsumsi cakra mereka sehingga mereka tidak dapat melarikan
diri. Di anime, Shino mampu mentransfer cakra serangganya yang telah terakumulasi melalui mereka pada target baru.[15] Serangga juga melindunginya dari genjutsu yang kuat.
Shino membuat penggunaan teknik rahasia klannya dengan kuat saat berada dalam pertempuran. Teknik pertama yang terlihat adalah Teknik Klon Serangga,
yang menggunakan serangga untuk membuat salinan dirinya sendiri, yang
mampu melakukan perubahan begitu terpukul. Secara kasar, dia mampu
membungkus musuh-musuhnya di sangkar serangga dengan Teknik Rahasia: Bola Serangga,
mencegah mereka bergerak dan merampas cakra mereka. Shino juga bisa
menggunakan bug untuk memata-matai dan mengumpulkan informasi. Bug
betina dapat ditinggalkan pada sasaran, yang kemudian dapat dilacak oleh
aroma serangga laki-laki, atau serangga pengintai yang dapat dikirim
keluar dan kembali memberi tahu informasi inangnya tentang daerah
tersebut. Shino dapat berkomunikasi dengan serangga, dan serangga itu
berspesialisasi dalam diam-diam karena tidak menimbulkan suara atau
gerakan saat berperang, membuat Shino sangat mahir melakukan spionase.
Dia juga bisa menggunakan Teknik Serangga Pengganggu klannya yang menciptakan pola chakra palsu yang dengannya mereka dapat membingungkan lawan tipe sensor.[16] Shino juga memiliki serangga parasit khusus yang disebut kidaichū di tubuhnya, dimana ia dapat menggunakan teknik Serangga Parasit Raksasa — Gigitan Serangga.
Dia mencatat bahwa serangga ini, pernah diizinkan memakan semua cakra,
dan bahkan daging, dari siapa pun yang berada di dalamnya, membuat
makhluk yang sulit untuk berada dalam tubuh yang sama.[17]
Shino menggunakan Teknik Rahasia: Serangga Berkumpul.
Di anime, Shino telah menunjukkan serangkaian teknik yang cukup banyak untuk perbendaharaannya: ia terlihat menciptakan kubah pelindung serangga untuk melindungi dirinya dan sekutunya dari serangan yang datang, dan terbukti dapat secara drastis meningkatkan tingkat pertumbuhan serangganya, serta memanggil serangga lain untuk mendapatkan informasi. Juga ditunjukkan bahwa serangganya selalu mengalami adaptasi evolusioner melalui mutasi dan seleksi alam.
Sementara kikaichū hanya memiliki jangka waktu beberapa jam, siklus
hidup mereka memastikan bahwa akan selalu ada betina dengan telur.
Setiap variasi yang berguna untuk individual serangga (dan akibatnya
pengguna serangga) dalam pertempuran akan diteruskan ke generasi
berikutnya, yang kemudian dapat Teknik Rahasia: Kepompong Seranggadigunakan untuk kesuksesan mereka melawan musuh yang berbahaya dalam pertempuran. Juga, setelah mengembangbiakkan serangga dengan rinkaichū
dari Torune, Shino menanam serangga yang dapat mensimulasikan efek
toksik yang sama dengan milik Torune, atau bahkan menghasilkan antibodi
melawan toksin kuat tersebut.[6] Di anime, serangga-serangga itu juga bisa menghasilkan anyaman yang berfungsi sebagai pertahanan kuat melawan proyektil.[14]
Taijutsu
Shino menyerang Suika dengan Lereng Gunung Besi.
Meski menyukai penggunaan serangga dalam pertempuran, Shino terbukti cukup mampu dalam taijutsu. Selama pertandingan awal Ujian Chūnin,
dia dengan tenang memblokir pukulan yang masuk dari Zaku hanya dengan
lengannya dan kemudian mengalahkannya dengan satu pukulan, mengirimnya
mundur beberapa kaki. Shino juga cukup cepat untuk menghindari panah
berujung racun yang diluncurkan dari jarak dekat dari boneka Karasu Kankurō, juga masuk ke dalam jangkauan yang mencolok dan hampir memukul Kankurō setelah mengganggu dia dengan tiruan serangga.
Di anime, setelah berlatih lebih banyak dengan Kiba dan Hinata untuk
menangani situasi tempur jarak dekat dengan lebih baik, taijutsu Shino
sangat meningkat ke titik di mana dia bisa bertarung seimbang dan dengan
mengalahkan Suika, pengguna taijutsu yang mahir, dalam pertemuan kedua mereka. Dia bahkan menciptakan teknik Lereng Gunung Besi, di mana dia dan klon serangga melempar musuh tinggi-tinggi ke udara.[18]
Kecerdasan
Shino telah menunjukkan dirinya cukup cerdas, bisa menggunakan
kemampuan analitis dan observasionalnya untuk membuat keputusan cerdas
dengan penalaran yang tepat. Seperti Shikamaru, Shino menang dalam
pertempuran dengan secara sistematis bertahan beberapa langkah di depan
musuh, dan juga menjaga jarak yang baik untuk menghindari serangan
musuh-musuhnya. Shino juga bisa mengetahuhi jumlah orang di suatu daerah
dengan meletakkan telinganya ke tanah.[19]
Sejak menjadi seorang guru Akademi, Shino telah menjadi berpengalaman
dalam berbagai pola serangan dasar dan metode pertempuran shinobi, yang
dapat dengan mudah mengantisipasi sebagian besar taktik yang dilontarkan
lawannya kepadanya.[14]
Shino memainkan peran singkat dalam film tersebut. Dia datang untuk membantu Kakashi, Sai, dan Shikamaru
dengan secara sendirian menghancurkan basis musuh dengan serangganya.
Pada akhirnya, mereka menyaksikan Naruto menghancurkan reruntuhan dengan
Rasengan Keberanian.
Naruto Shippūden the Movie: The Will of Fire
Shino pertama kali terlihat saat mereka merayakan pemulihan Naruto dan Sai dan makan barbekyu.
Di kantor Hokage, Tsunade memerintahkan Konoha 11 untuk menjauh
dari Kakashi, dan melabelinya sebagai ninja pengejaran demi misi rahasia
tersebut. Sementara itu, Sakura datang untuk menyelamatkan Naruto dari
sel yang dijaga Shikamaru, lalu mereka meninggalkan desa untuk
menyelamatkan Kakashi. Shino dikirim bersama sisa Konoha 11 untuk
mengambil mereka kembali.
Tim Shino berhasil menyusul Naruto dan Sakura, dengan sisa Konoha 11. Shino dan yang lainnya tertangkap oleh salah kaki tangan Hiruko (ninja pengejaran) yaitu Ichi, dan dibebaskan oleh Tenten.
Tim Guy tertinggal untuk melawan yang pertama dari kaki tangan Hiruko.
Tim Shino mengambil inisiatif dan melawan yang kedua dari kaki tangan
Hiruko, Ni dan anjing ninja chimeranya, Shino mengalahkan Ni dan anjing chimeranya, Ni menjadi marah dan menggunakan Teknik Chimera
untuk memadukan dirinya dengan seekor binatang besar, sementara Kiba,
Hinata, dan Akamaru menundanya sebelum Shino membangun jebakan besar.
Setelah diejek oleh Kiba, Ni jatuh ke dalam jebakan Shino dan
dihancurkan oleh Teknik Rahasia: Bola Serangga Shino.
Setelah Tim 10 gagal mengalahkan kaki tangan terakhir Hiruko, San kemudian memanggil
dua rekan setimnya, Ichi dan Ni, dan menggunakan Teknik Chimera, yang
membuat mereka berubah menjadi binatang terbang besar. Shino dan sisa
Konoha 11 kemudian tiba untuk mendukung Tim 10, Shikamaru menyuruh
Tenten untuk merantai sayap binatang untuk membatasi penerbangan,
sementara Shino dan sisanya dari Konoha 11, kecuali Shikamaru membatasi
binatang tersebut dengan memegang rantai, Hinata dan Neji Lalu
menyalurkan chakra mereka melalui rantai yang menghancurkan binatang
itu, sebelum dipanggil kembali oleh Hiruko.
Shino kemudian tiba di kuil Hiruko dan melawan chimera yang dipanggil Hiruko tadi.
Road to Ninja: Naruto the Movie
Shino pertama kali muncul bersama teman-temannya yang sedang bertarung melawan beberapa klon Zetsu yang menyamar sebagai anggota mendiang Akatsuki. Kemudian, Shino yang berbeda muncul di dunia alternatif.
Berbeda dengan Shino yang Naruto dan Sakura tahu, dia adalah pencinta
tanaman yang sangat besar dan membenci serangga dan mencoba membunuh
sebanyak mungkin. Namun, kepribadiannya yang suram dan sulit akrab masih
ada.
Video Games
Shino Aburame adalah playable character dalam video games berikut:
Shinichiro Ueda berperan sebagai Shino dalam adaptasi ini.
Trivia
Nama "Shino" berarti "iman" (志之), yang juga nama pemberian samurai Inuzuka dari Nansō Satomi Hakkenden, sebuah novel tentang seekor samurai anjing. Teman setimnya, Kiba Inuzuka
juga didasari Inuzuka dari novel tersebut. Nama keluarganya "Aburame"
secara harfiah berarti "wanita minyak" (油女), sementara itu mungkin juga
variasi dari "Aburamushi" yang berarti "kecoak" (油虫), mengacu pada
penggunaan serangga milik keluarganya sebagai senjata.
Dalam jajak pendapat popularitas Naruto, Shino berada
di peringkat 12 di jajak pendapat ketiga, 25 di jajak pendapat keempat,
21 di jajak pendapat kelima. Ia finis ke 26 di jajak pendapat keenam dan
yang terbaru.
Di anime, Shino ditunjukkan memberi nama serangga.[20]