Sabtu, 22 Februari 2020

Profil Masjid Istiqlal



Masjid Istiqlal
Masjid Istiqlal, masjid terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara
Masjid Istiqlal berlokasi di Indonesia
Masjid Istiqlal
Lokasi di Indonesia
Informasi umum
LetakJakarta, Indonesia
Koordinat geografi6.169804°S 106.830921°EKoordinat: 6.169804°S 106.830921°E
Afiliasi agamaIslam
Cabang/tradisiIslam Sunni
KepemilikanSekretaris Negara Indonesia dengan Menteri Agama Republik Indonesia
Situs webistiqlal.id
Deskripsi arsitektur
ArsitekFrederich Silaban
Jenis arsitekturMasjid
Gaya arsitekturInternasional
Kontraktor umumRepublik Indonesia
Didirikan1978 (di renovasi tahun 1999)
Peletakan batu pertama24 Agustus 1951
Rampung22 Februari 1978
Biaya pembangunanRp 7 milyar (US$ 12 juta)[4]
Spesifikasi
Kapasitas200,000 jama'ah
Kubah2
Diameter kubah (luar)45 m (148 ft)
Menara1
Tinggi menara96,66 meter or 317,1 kaki; 66,66 m or 218,7 ft struktur yang dilapisi batu, ditambah 30 m or 98 ft puncak baja anti karat.
Bahanstruktur baja dan konkret, susunan batu pada lantai, dinding dan kubah, lantai keramik, ornamen baja tahan karat dan kerajinan besi.

  

Masjid Istiqlal (arti harfiah: Masjid Merdeka) adalah masjid nasional negara Republik Indonesia yang terletak di bekas Taman Wilhelmina, di Timur Laut Lapangan Medan Merdeka yang di tengahnya berdiri Monumen Nasional (Monas), di pusat ibukota Jakarta. Di seberang Timur masjid ini berdiri Gereja Katedral Jakarta. Imam besarnya adalah Prof. Dr. Nasaruddin Umar, M.A. dan Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal sekarang adalah Laksma (Purn) H. Asep Saefuddin.[5][6] [7]
Pembangunan masjid ini diprakarsai oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, Ir. Soekarno. Peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1951. Arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederich Silaban, seorang Kristen Protestan.[8]
Masjid ini memiliki gaya arsitektur modern dengan dinding dan lantai berlapis marmer, dihiasi ornamen geometrik dari baja antikarat. Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai dan satu lantai dasar. Bangunan utama itu dimahkotai satu kubah besar berdiameter 45 meter yang ditopang 12 tiang besar. Menara tunggal setinggi total 96,66 meter menjulang di sudut Selatan selasar masjid. Masjid ini mampu menampung lebih dari 200.000 jamaah.[9]
Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, masjid ini juga digunakan sebagai kantor berbagai organisasi Islam di Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum. Masjid ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Jakarta. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung umumnya wisatawan domestik di samping sebagian wisatawan asing yang beragama Islam. Masyarakat non-Muslim juga dapat berkunjung ke masjid ini setelah sebelumnya mendapat pembekalan informasi mengenai Islam dan Masjid Istiqlal, meskipun bagian yang boleh dikunjungi kaum non-Muslim terbatas dan harus didampingi pemandu.
Pada tiap hari besar Islam seperti Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, Tahun Baru Hijriyah, Maulid Nabi Muhammad serta Isra dan Mi'raj, Presiden Republik Indonesia selalu mengadakan kegiatan keagamaan di masjid ini yang disiarkan secara langsung melalui televisi nasional (TVRI) dan sebagian televisi swasta.

 

Nama Masjid

 

Masjid Istiqlal [10] merupakan masjid negara Indonesia, yaitu masjid yang mewakili umat muslim Indonesia. Karena menyandang status terhormat ini maka masjid ini harus dapat menjadi kebanggaan bangsa Indonesia sekaligus menggambarkan semangat perjuangan dalam meraih kemerdekaan. Masjid ini dibangun sebagai ungkapan dan wujud dari rasa syukur bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam, atas berkat dan rahmat Allah SWT yang telah menganugerahkan nikmat kemerdekaan, terbebas dari cengkraman penjajah. Karena itulah masjid ini dinamakan "Istiqlal" yang dalam bahasa Arab berarti "Merdeka"

 

Prasasti Peresmian Masjid Istiqlal tahun 1978

 


 Interior ruang utama masjid Istiqlal; kubah raksasa ditopang 12 tiang berlapis baja antikarat


Ribuan umat muslim Indonesia berkumpul untuk menunaikan salat Ied pada Hari Raya Idul Fitri di Masjid Istiqlal.

 

Lingkungan sekitar



Kerumunan jemaah salat Ied di depan gerbang Al Fattah, Masjid Istiqlal.

Pada tahun 1950, keadaan dan kondisi kawasan Taman Wilhelmina yang berada di depan Lapangan Banteng merupakan tempat yang sepi, gelap, kotor, dan tak terurus. Reruntuhan tembok bekas bangunan Benteng Prins Frederick di taman itu penuh dengan lumut, dan ditumbuhi ilalang di mana-mana.
Pada tanggal 21 Mei 1961, dalam rangka peringatan Hari Kebangkitan Nasional di tempat yang sama, sekitar 50.000 orang dari berbagai unsur lapisan masyarakat, termasuk pegawai negeri dan swasta, alim ulama, tentara, dan lain-lain bekerja bakti membersihkan taman Wilhelmina yang tak terurus itu, sebagai persiapan lokasi pembangunan Masjid yang diawali dengan pidato Menteri Jaksa Agung.
Beberapa bulan kemudian, tepatnya tanggal 24 Agustus 1961, telah menjadi tanggal yang paling bersejarah bagi kaum Muslimin di Jakarta khususnya, dan Indonesia pada umumnya, untuk pertama kalinya di bekas taman itu, kota Jakarta akan memiliki sebuah masjid besar dan monumental. Maka dengan ucapan Bismillahirrahmanirrahim Presiden RI Ir. Soekarno meresmikan permulaan pembangunan Masjid Istiqlal diatas area seluas 9.32 Ha. Yang ditandai dengan pemasangan tiang pancang disaksikan oleh ribuan ummat Islam. Sebuah masjid yang akan menjadi simbol kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.
Kompleks Masjid Istiqlal juga mempunyai daya tampung parkir untuk 800 kendaraan.

 

Taman, parkir, jembatan, dan air mancur


Air mancur di tengah kolam sudut barat daya taman Masjid Istiqlal.

Halaman di sekitar Masjid Istiqlal sebelah utara, selatan dan timur seluas 6,85 Ha terdari dari:
Pertamanan seluas 4,15 Ha, dibagi menjadi 23 lokasi dan masing-masing diberi nama sesuai dengan nama pepohonan yang dominan berada di lokasi tersebut. Misalnya Taman Kamboja dan lain-lain. Rindangnya pertamanan berfungsi juga sebagai hutan kota, dihidupi pula dengan beberapa jenis unggas untuk menambah keindahan komplek Masjid Istiqlal. Dengan demikian menjadikan suasana masjid terasa sejuk sehinnga akan menambah kekhusyuan beribadah bagi para jamaah.
Perparkiran seluas 2,15 Ha, yang dapat menampung kurang lebih 800 kendaraan sekaligus melalui 7 buah pintu gerbang yang ada. Kualitas pengaspalan untuk halaman, parkir dan jalan dibuat dengan methode pengaspalan kelas satu. Sungai Ciliwung mengalir membelah kompleks Masjid Istiqlal. Karena halaman Masjid Istiqlal dikelilingi oleh sungai, maka dibangun pula tiga buah jembatan besar yang lebarnya 18,6 meter dan panjang sekitar 21 sampai 25 meter. Ditambah satu buah jembatan kecil untuk pejalan kaki, kerangka dari jembatan-jembatan ini juga terbuat dari bahan stainless steel. Tepat di taman ini aliran sungai Ciliwung bercabang dua, cabang ke barat mengarah ke Harmoni, Jalan Gajah Mada-Hayam Wuruk, dan kawasan Kota Tua Jakarta, sedangkan cabang ke timur mengarah ke Pasar Baru, Gunung Sahari dan Ancol. Di sisi utara cabang barat terdapat pintu air yang dibangun pada zaman kolonial Hindia Belanda.
Untuk menambah indahnya panorama kompleks Masjid Istiqlal, di halaman bagian selatan dilengkapi dengan kolam air mancur yang ditempatkan di tengah-tengah, taman air mancur ini seluas 2.803 meter persegi, dan kolam air mancur seluas 8.490 meter persegi, jadi luas keseluruhannya 11,293 meter persegi. Pada bagian tengah kolam dibuat ring penampung air bersih bergaris tengah 45 meter, jumlah nozel pemancar air mancur sebanyak: 1 buah tegak lurus di tengah-tengah cawan air mancur, 17 buah di lingkar luar, dan 8 buah buah di lingkar dalam pada kolam penampungan air bersih. Air mancur ini dapat memancarkan air setinggi 45 meter.

Gedung Utama dan Gedung Pendukung


Masjid Istiqlal berdaya tampung jamaah sebanyak 200.000 orang yang terdiri dari:[butuh rujukan]
  1. Ruang salat utama dan balkon serta sayap memuat 61.000 orang.
  2. Ruang pada bangunan pendahuluan memuat 8.000 orang.
  3. Ruang teras terbuka di lantai 2 memuat 50.000 orang.
  4. Semua koridor dan tempat lainnya memuat 81.000 orang.

Pintu masuk



Papan nama Masjid Istiqlal


Terdapat tujuh pintu gerbang masuk ke dalam Masjid Istiqlal. Masing-masing pintu itu diberi nama berdasarkan Asmaul Husna. Dari ketujuh pintu ini tiga pintu yaitu Al Fattah, As Salam dan Ar Rozzaq adalah pintu utama. Ketujuh pintu itu adalah:

  1. Al-Fattah (Gerbang Pembuka): pintu utama yang terletak sisi timur laut berhadapan dengan Gereja Katedral. Pintu ini adalah pintu untuk masyarakat umum yang senantiasa terbuka dan terletak di bangunan pendamping dengan kubah kecil diatasnya.
  2. Al-Quddus (Gerbang Kesucian): pintu yang terletak di sisi timur laut terdapat di sudut bangunan utama masjid.
  3. As-Salam (Gerbang Kedamaian): salah satu pintu utama ini terletak di ujung utara pada sudut bangunan utama. Pintu ini langsung menuju dekat shaf terdepan barisan salat, sehingga pintu ini digunakan untuk tamu penting VIP, seperti ulama, tamu asing, duta besar dari negara muslim, dan tamu penting lainnya pada acara keagamaan penting.
  4. Al-Malik (Gerbang Raja): pintu VVIP di sisi barat pada sudut bangunan utama masjid. Seperti pintu As Salam pintu ini juga langsung menuju dekat shaf terdepan barisan salat, sehingga pintu ini digunakan untuk tamu penting VVIP seperti presiden dan wakil presiden Indonesia serta tamu negara yang berkunjung.
  5. Al-Ghaffar (Gerbang Ampunan): pintu ini terletak di ujung selatan pada bangunan selasar pelataran, tepat di bawah menara masjid Istiqlal. Pintu ini adalah yang paling dekat gerbang tenggara sekaligus yang terjauh dari mihrab masjid.
  6. Ar-Rozzaq (Gerbang Rezeki): salah satu pintu utama ini terletak di tengah-tengah sisi selatan selasar pelataran Istiqlal. Dari pintu ini terdapat koridor yang lurus menghubungkannya dengan pintu Al Fatah di sisi timur laut.
  7. Ar-Rahman (Gerbang Pengasih): pintu ini terletak di sudut barat daya bangunan selasar masjid, dekat pintu Al Malik.

 

Gedung utama

 

Mihrab dan mimbar di ruang utama
  • Tinggi: 60 meter
  • Panjang: 100 meter
  • Lebar: 100 meter
  • Tiang pancang: 2.361 buah
Masjid Istiqlal yang megah ini adalah bangunan berlantai dua. Lantai pertama untuk perkantoran, ruang pertemuan, instalasi AC sentral dan listrik, kamar mandi, toilet dan ruang tempat wudhu. Lantai dua, untuk salat yang terdiri dari ruang salat utama dan teras terbuka yang luas guna untuk menampung jemaah yang melimpah terutama pada saat salat Idul Fitri dan Idul Adha.
Gedung utama dengan ruang salat utama mengarah ke kiblat (Mekkah),[18] sedangkan teras terbuka yang luas mengarah ke Monumen Nasional (Monas).
Lantai utama yang disediakan untuk ruang sholat baik Rawatib ataupun sholat sunnat lainnya terletak di gedung utama dengan daya tampung 61.00 orang jamaah. Di bagian depan terdapat Mihrab tempat di mana imam memimpin sholat jamaah, dan disebelah kanan mihrab terdapat mimbar yang ditinggikan. Lantainya ditutupi karpet merah sumbangan seorang dermawan dari Kerajaan Arab Saudi.

Teras raksasa


Teras raksasa terbuka seluas 29.800 meter terletak di sebelah kiri dan di belakang gedung induk. Teras ini berlapis tegel keramik berwarna merah kecoklatan yang disusun membentuk shaf salat. Teras ini dibuat untuk menampung jamaah pada saat salat Idul Fitri dan Idul Adha. Selain itu teras ini juga berfungsi sebagai tempat acara-acara keagamaan seperti MTQ dan pada emper tengah biasa digunakan untuk peragaan latihan manasik Haji, teras raksasa ini dapat menampung sekitar 50.000 jamaah.

Emper keliling dan koridor


  • Panjang: 165 meter
  • Lebar : 125 meter
Emper atau koridor ini mengelilingi teras raksasa dan koridor tengah yang sekelilingya terdapat 1800 pilar guna menopang bangunan emper. Di bagian tengah terdapat koridor tengah yang menghubungkan pintu Al Fattah di timur laut dengan pintu Ar Rozzaq di barat daya. Arah poros koridor ini mengarah ke Monumen Nasional menandakan masjid ini adalah masjid nasional.

 

Menara

 

Menara Istiqlal dengan Monas terlihat di kejauhan
  • Tinggi tubuh menara marmer: 6.666 cm = 66.66 meter
  • Tinggi kemuncak (pinnacle) menara baja antikarat: 30 meter
  • Tinggi total menara: sekitar 90 meter
  • Diameter menara 5 meter
Bangunan menara meruncing ke atas ini berfungsi sebagai tempat Muadzin mengumandangkan adzan. Di atasnya terdapat pengeras suara yang dapat menyuarakan adzan ke kawasan sekitar masjid.
Menara megah tersebut melambangkan keagungan Islam, dan kemuliaan kaum muslimin. Keistimewaan lainnya, menara yang terletak di sudut selatan masjid, dengan ketinggian 6.666 cm ini dinisbahkan dengan jumlah ayat-ayat Al-Quran.[34] Pada bagian ujung atas menara, berdiri kemuncak (pinnacle) dari besi baja yang menjulang ke angkasa setinggi 30 meter sebagai simbol dari jumlah Juz dalam Al-Quran. Menara dan kemuncak baja ini membentuk tinggi total menara sekitar 90 meter.
Puncak menara yang meruncing dirancang berlubang-lubang terbuat dari kerangka baja tipis. Angka 6.666 merupakan simbol dari jumlah ayat yang terdapat dalam Alquran, seperti yang diyakini oleh sebahagian besar ulama di Indonesia.

 

Sarana dan fasilitas


Ruang salat utama luasnya satu hektare dapat menampung jamaah lebih dari 16.000 orang. Ruang tersebut ditambah balkon 4 tingkat dan sayap disebelah timur, selatan, dan utara sehingga luas seluruhnya menjadi 36.980 meter persegi atau sama dengan hampir 4 hektare yang berarti dapat menampung jamaah sekitar 61.000 orang.
Di sebelah barat ruang salat utama terletak mimbar yang diapit sebelah kiri dan kanannya oleh tembok berlapiskan marmer di mana terpajang kaligrafi Arab yang indah berbunyi: "Allah" (sebelah utara), "Laa Ilaha Illa Allah, Muhammad ar Rasulu Allah" (tengah), dan "Muhammad" (sebelah selatan).

Sarana peribadatan


Umat muslim Indonesia tengah membaca Al Quran setelah menunaikan salat di Masjid Istiqlal, Jakarta, Indonesia. Indonesia memiliki jumlah umat muslim terbesar di dunia.
Karpet
Seluruh lantai utama masjid ditutupi oleh karpet merah sumbangan dari seorang dermawan Arab Saudi bernama Sheikh Esmail Abu Daud yang diserah terimahkan pada tanggal 3 Juni 2005. Karpet sebanyak 103 gulung ini berwarna merah terbuat dari bahan dasar wol.
Perawatan karpet tersebut dikerjakan secara manual, setiap hari dibersihkan dengan menggunakan alat vacum cleaner. Jumlah karpet penutup lantai utama 18 lembar, setiap lembarnya berukuran: panjang 25 meter dan lebar 4 meter, rata-rata beratnya 250 kg.
Rak Al-Quran
Masjid Istiqlal juga menyediakan mushaf Al-Qur'an untuk dibaca oleh para jama'ah yang ditempatkan pada rak yang melingkar di 12 tiang yang terdapat pada lantai utama, setiap rak berbentuk setengah lingkaran yang terdiri dari dua tingkat terbuat dari bahan stainless steel.
Setiap rak dapat menampung 100 sampai 150 buah mushaf yang disediakan oleh BPPMI serta waqaf dari jamaah.
Sketsel
Karpet berwarna merah dihamparkan di dalam gedung salat utama

Untuk pembatas antara tempat salat bagi jamaah pria dan wanita dan batas area sholat rawatib, di lantai utama Masjid Istiqlal juga disediakan sketsel yang terbuat dari 20 modul dengan bahan stainless steel dan dari bahan kayu 20 modul dengan ukuran masing-masing 2 meter x 80 cm. Sketsel tersebut bersifat knock down yang bisa dipasang sesuai kebutuhan.

 

Sarana olahraga

 

Untuk mendukung berbagai macam program yang ada, BPPMI menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung seperti sarana olahraga yang representatif berstandar nasional dan internasional yang dibangun di pojok kiri bagian timur Masjid.
Pusat kegiatan olahraga ini berupa lapangan terbuka terdiri dari lapangan futsal[37], bulu tangkis[38], bola voli[39] dan bola keranjang. Lapangan olahraga ini berukuran 420 meter persegi, diresmikan penggunaannya oleh ibu Menteri Agama RI pada Tanggal 17 Januari 2009 M/20 Muharram 1430 H.

Fasilitas air, ruang wudhu, kamar mandi, WC





Tempat wudhu pria


 
Tempat wudhu wanita


Keperluan air untuk bersuci di Masjid Istiqlal pada awalnya dari Perusahaan Air Minum (PAM). Sebagai cadangan untuk mengantisipasi kekurangan dan kerusakan maka dibuatlah 6 buah sumur artesis dengan kedalaman 100 M, menggunakan mesin berkekuatan 3 PK dan 3 fase berkapasitas 600 liter permenit dan didistribusikan ke tempat-tempat wudhu.
Untuk kebutuhan air di tempat pembuangan air kecil digunakan delapa buah mesin Hydrofour, ditambah empat tangki Hydrofour berkapasitas 1400 liter. Mesin-mesin air tersebut menggunakan tenaga listrik sebanyak 15 PK.
Tempat wudhu terdapat di beberapa lokasi di lantai dasar yaitu di sebelah utara, timur maupun selatan gedung utama. Di setiap lokasi tersedia 100 unit tempat wudhu dengan kran air terbuat dari bahan stainless steel, tiap unitnya terdiri atas 6 buah kran maka jumlah kran seluruhnya sebanyak 600 buah. Berarti pada saat yang bersamaan dapat melayani 600 orang berwudhu sekaligus.
Sedangkan toilet terdapat di lantai dasar sebelah barat, selatan dan timur di bawah teras raksasa. Toilet ini sengaja dibangun terpisah dari tempat wudhu, hal ini dimaksudkan agar tempat yang bersih dan suci tidak berdekatan dengan tempat yang kotor. Disisi sebelah timur, dibawah emper masjid terdapat dua lokasi urinior yang berkapasitas 80 ruang.
Selain itu juga terdapat 52 kamar mandi dan WC, dengan rincian: 12 buah dibawah emper barat, 12 buah dibawah emper selatan dekat menara dan 28 buah dibawah emper sebelah timur. Keperluan air untuk wudhu, kamar mandi dan toilet ini setiap hari dipasok air dari PAM yaang berkapasitas 600 liter per menit.

 

Lift bagi penyandang difabel dan lansia


Dalam rangka melayani jamaah penyandang difabel dan lanjut usia, Masjid Istiqlal menyediakan lift yang terletak di bagian selatan. Fasilitas tersebut merupakan bantuan dari pemerintah DKI Jakarta. Dengan kapasitas 6 orang, lift dioperasikan pada waktu-waktu tertentu sesuai kebutuhan. Lift ini terdapat di pintu Ar-Rahman dan dapat diakses melalui pintu gerbang depan kantor pusat Pertamina.

 

Perpustakaan Islam

 

Perpustakaan Islam Istiqlal, walaupun belum bisa mewakili jumlah besarnya koleksi buku seperti perpustakaan-perpustakaan Islam yang besar lainnya, mewakili fungsinya sebagai pusat keilmuan Islam. Perpustakaan Islam sendiri sudah mulai berkembang di Indonesia. Hampir di setiap masjid-masjid besar di Ibukota, telah dilengkapi dengan sarana perpustakaan.

Poliklinik


Sebuah fasilitas ambulans yang sedang terparkir

Ketika gubernur DKI Jakarta dijabat oleh Sumarno pada tahun 1968 di mana Masjid Is
tiqlal masih dalam proses pembangunan, untuk membantu karyawan dalam pemeriksaan kesehatan, Gubernur Sumarno meminta bantuan pihak RS. Gatot Soebroto untuk turut serta membantu dalam bidang pelayanan kesehatan bagi seluruh pekerja dan karyawan proyek pembangunan Masjid Istiqlal. Pihak RS mengirimkan bantuan empat orang tenaga mantri secara bergiliran yaitu H.Abd.Hamid Ipang, H.M.Sukiran, Suster Yuyun Rahayu, dan Suster Rosda. Setelah proyek pembangunan masjid diserahkan kepada Sekretaris Negara pada tahun 1984, tenaga medis yang menangani pelayanan kesehatan tinggal dua orang yaitu H. Abd. Hamid Ipang dan H.M. Sukiran.[41]
Sampai sekarang Masjid Istiqlal tetap menyediakan fasilitas berupa Poliklinik Umum. Poliklinik ini berada di bawah tanggung jawab dr. Khulushinnisak, MARS yang juga PNS Departemen Agama. Di klinik ini karyawan dan para jamaah Masjid Istiqla mendapatkan layanan kesehatan dengan berbagai kemudahan. Klinik Istiqlal bertempat di lantai dasar Masjid Istiqlal Jl. Taman Wijaya Kusuma No.1, Jakarta Pusat.
Pelayanan kesehatan yang diberikan berupa pemeriksaan dan konsultasi dokter umum serta obat-obatan generik. Bagi karyawan dan jamaah Masjid Istiqlal, dibebaskan biaya pemeriksanaan. Karyawan dan jamaah harus membawa kartu berobat (atau kartu identitas jika belum memiliki kartu berobat) agar dibebaskan dari biaya pemeriksaan dan konsultasi dokter.
Obat-obatan yang diberikan diutamakan dalam bentuk generik, dan bagi obat-obatan yang tidak ada dalam bentuk generik diutamakan penyediaan hasil produksi perusahaan farmasi nasional.
Sejak tahun 2003, poliklinik Masjid Istiqlal sudah dilengkapi oleh tiga orang tenaga dokter dan seorang paramedis, tiga orang tenaga dokter tersebut adalah dokter umum yang terdiri dari seorang dokter Pegawai Negeri Sipil Departemen Agama DPK, dua orang dokter Kememterian Agama dan seorang paramedis/mantri karyawan Masjid Istiqlal pensiunan dari RS Gatot Soebroto. Poliklinik Masjid Istiqlal juga dilengkapi alat untuk mengecek kadar gula darah dan kolestrol serta satu unit mobil ambulans.
Adapun obat-obatan yang tersedia di poliklinik ini adalah obat generik bagi penyakit ringan untuk membantu pada tahap pertolongan pertama, bila ada penyakit yang memerlukan pengobatan medis yang serius maka akan dirujuk ke RS. Gatot Soebroto atau RSCM.

 

Madrasah


Masjid ini menjadi pedoman dan teladan pengelolaan masjid di Indonesia, sehingga harus menjadi contoh dan model dalam pengelolaan masjid secara nasional. Dalam konsep pengelolaan masjid yang ideal, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga harus mejadi tempat pembinaan umat melalui berbagai macam kegiatan. Salah satu kegiatan yang sangat penting adalah pendidikan untuk pembinaan masyarakat atau umat baik pendidikan formal maupun non formal.[butuh rujukan] Telah diselenggarakan pendidikan formal di Masjid Istiqlal yang terdiri dari jenjang pendidikan: Kelompok bermain dan Raudhatul Athfal, Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs).

 

Bedug raksasa

 


Bedug raksasa yang berada dalam Masjid Istiqlal

Pada waktu dulu masjid-masjid di Indonesia dilengkapi dengan bedug yang berfungsi sebagai tanda masuk waktu salat. Bedug dipukul ketika waktu untuk salat tiba, diikuti kumandang adzan.[42] atau ketika festival bernuasa Islam berlangsung.[43] Di Masjid Istiqlal bedug masih ada dan dilestarikan keberadaannya sebagai warisan budaya bangsa, saat ini bunyi bedug direkam kemudian diperdengarkan melalui pengeras suara sebelum adzan dikumandangkan. Bedug tersebut memiliki ukuran yang sangat besar, diletakkan di atas penyangga setinggi 3,80 meter, panjangnya 3,45 meter, dan lebarnya 3,40 meter. Semua terbuat dari kayu jati dari hutan Randu Blatung di Jawa Tengah.[44]
Bedug Masjid Istiqlal panjangnya 3 meter, dengan berat 2,30 ton, bagian depan berdiameter 2 meter, bagian belakang 1,71 meter, terbuat dari kayu meranti merah (shorea wood) dari sebuah pohon berumur 300 tahun, diambil dari hutan di Kalimantan Timur, diawetkan menggunakan bahan pengawet superwolman salt D (fluoride, clirome, dan arsenate)
Dulu bedug di Masjid Istiqlal tersebut dipukul setiap hari Jumat, mendahului adzan Jumat yang dikumandangkan melalui pengeras suara. Belakangan ini suara bedug direkam kemudian diperdengarkan melalui pengeras suara sebelum adzan dikumandangkan. Walaupun fungsi beduk sudah dapat digantikan oleh pengeras suara, dalam menentukan tanda masuk waktu salat, tetapi di Masjid Istiqlal, beduk masih dimanfaatkan. Beduk dipukul sebelum adzan. Selain itu beduk raksasa masjid ini juga berfungsi sebagai hiasan dan sekaligus melestarikan salah satu budaya Islam Indonesia.
Bedug
  • Garis tengah bagian depan : 2 meter
  • Garis tengah bagian belakang : 1,71 meter
  • Panjang : 3 meter
  • Berat : + 2,30 ton
  • Jenis kayu : Meranti Merah (Shorea) dari Kalimantan Timur [45]
  • Umur pohon : + 300 tahun.
Kaki bedug (Jagrag)
  • Tinggi : 3,80 meter
  • Panjang : 3,45 meter
  • Lebar : 3,40 meter
  • Volume kayu : + 3,10 meter kubik
  • Jenis kayu : jati (tectona grandis) dari Randublatung Jawa Tengah.[46]
  • Ukiran : Jepara.
Ukiran pada Jagrag
Tulisan "Allah" di dalam segilima pada 4 tempat. Segi-lima melambangkan : 5 rukun Islam dan 5 waktu sholat.
Tulisan "Bismillahirrahmanirrahim" pada 2 tempat. Tulisan Kalimah Sahadat pada 4 tempat. Surya Sengkala (tahun Matahari) : 1978 dalam seni kaligrafi yang berbunyi :
  • Angesti = angka 8
  • Suwara = angka 7
  • Kusumaning = angka 9
  • Samadi = angka 1
Pada bagian-bagian jagrag seluruhnya terdapat 27 (dua puluh tujuh) ukiran Surya sengkala.
"Nanasan" dengan dua susun kelopak daun, masing-masing menunjukkan Angka 7 dan 8 (daun).
Ukiran pada bedug
Ukiran surya Sengkala (tahun matahari) : 1978 dalam seni kaligrafi dengan pengertian sama dengan No.4. Pada kayu bedug terdapat 2 (dua) ukiran Surya Sengkala dilingkari segi lima. Dua buah kendit/sabuk dari logam kuningan terukir berfungsi sebagai hiasan. Pada kedua kendit terdapat 11 (sebelas) ukiran Surya Sengkala.
 
Bahan kayu

Kayu jagrag berbahan jati (tectona grandis) dari Randublatung Jawa Tengah. Bahan kayu bedug dari jenis Meranti Merah (Shorea) dari Kalimantan Timur, umur pohon diperkirakan 300 tahun, sumbangan dari Badan Pelaksana Pembangunan dan Pengelolaan Pengusahaan Proyek Taman Mini Indonesia Indah dan merupakan potongan batang pohon dari koleksi Taman Mini Indonesia Indah.
Bahan kulit
Bagian depan adalah kulit sapi jantan dari daerah Jawa Timur. Bagian belakang adalah kulit sapi betina jenis Santa Gertrudis, umur 2 tahun, sumbangan PT. Redjo Sari Bumi, Tapos, Bogor.
Bahan lainnya
  • Kendit/Sabuk : dari logam kuningan.
  • Gantungan : dari besi baja yang di verchroom.
  • Band penguat : (pada kedua ujung) dari baja anti karat (stainless steel).
  • Paku kulit : dari kayu sonokeling, 90 buah pada bagian depan dan 80Â buah pada bagian belakang.
  • Obat pengawet : Superwolmansalt D (fluoride, chrome, arsenate), konsentrasi larutan kl. 4%, masa rendam 6 (enam) hari.
  • Pemukul bedug : 4 (empat) buah dari kayu jati terukir.
Jagrag/kaki dikerjakan dalam waktu 25 hari, sedangkan bedug dalam 60 hari.

 

Pengelolaan


Penyelenggaraan pengelolaan dan pemanfaatan Masjid Istiqlal dilaksanakan oleh Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 38 Tahun 1994 tentang Pengelolaan Masjid Istiqlal. BPMI (Badan Pengelola Masjid Istiqlal) diketuai oleh Menteri Agama dan bertanggungjawab kepada Presiden serta pelaksana operasionalnya oleh BPPMI (Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal).



Sumber : id.wikipedia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar