Moto: "Pijer Podi"
Provinsi | Sumatera Utara |
Ibu kota | Kabanjahe |
Demografi | |
- Agama | Kristen 75,96% - Protestan 58,30% - Katolik 17,66% Islam 23,15% Buddha 0,49% Konghucu 0,38% Hindu 0,02%[2] |
Pembagian administratif | |
- Kecamatan | 17 |
- Kelurahan | 258 |
Simbol khas daerah | |
Situs web | http://www.karokab.go.id |
Kabupaten Karo adalah salah satu Kabupaten di provinsi Sumatra Utara, Indonesia. ibu kota kabupaten ini terletak di Kabanjahe. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.127,25 km2 dan berpenduduk sebanyak 409.675 jiwa (2018).[2] Kabupaten ini berlokasi di dataran tinggi Karo, Bukit Barisan Sumatra Utara. Terletak sejauh 77 km dari kota Medan, ibu kota Provinsi Sumatra Utara. Wilayah Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi dengan ketinggian antara 600 sampai 1.400 meter di atas permukaan laut. Karena berada diketinggian tersebut, Tanah Karo Simalem, nama lain dari kabupaten ini mempunyai iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 16 sampai 17° C.
Di dataran tinggi Karo ini bisa ditemukan indahnya nuansa alam pegunungan dengan udara yang sejuk dan berciri khas daerah buah dan sayur. Di daerah ini juga bisa kita nikmati keindahan Gunung berapi Sibayak yang masih aktif dan berlokasi di atas ketinggian 2.172 meter dari permukaan laut. Arti kata Sibayak adalah Raja. Berarti Gunung Sibayak adalah Gunung Raja menurut pengertian nenek moyang suku Karo.
Sejarah
Kerajaan Karo
Kabupaten Karo saat ini dulu merupakan bagian dari Kerajaan Aru. Selanjutnya juga pernah ada 5 kebayakan (kerajaan) di Tanah Karo:
- Kerajaan Sebayak Lingga (asal mula Marga Karo-Karo Sinulingga)
- Kerajaan Sebayak Sarinembah (asal mula Marga Sembiring Meliala)
- Kerajaan Sebayak Suka (asal mula Marga Ginting Suka)
- Kerajaan Sebayak Barusjahe (asal mula Karo-Karo, Barus)
- Kerajaan Sebayak Kutabuluh (asal mula Marga Perangin-angin)
- Kerajaan Sukapiring Seberaja (asal mula marga Karo Sekali)
Demografi
Agama
Penduduk di Kabupaten Karo umumnya adalah suku Karo dan mayoritas menganut agama Kristen. Data BPS Kabupaten Karo, penduduk yang beragama Kristen sebanyak 75,96% (Kristen Protestan 58.30% dan Katolik 17,66%) dari 409.675 jiwa penduduk. Selain itu agama Islam juga banyak dianut penduduk Kabupaten Karo, yakni mencapai 23,15%. Selebihnya agama Buddha 0,49%, Konghucu 0,38% dan Hindu 0,02%.[2]
Agama di Kabupaten Karo | ||||
---|---|---|---|---|
Agama | Percent | |||
Kristen Protestan | 58.30% | |||
Islam | 23.15% | |||
Katolik | 17.66% | |||
Buddha | 0.49% | |||
Konghucu | 0.38% | |||
Hindu | 0.02% |
Batas Wilayah
Kabupaten Karo memiliki batas wilayah yaitu sebagai berikut:
Utara | Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang |
Timur | Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Samosir |
Selatan | Kabupaten Dairi |
Barat | Kabupaten Aceh Tenggara (Provinsi Aceh) |
Kecamatan
Pembagian Wilayah Kecamatan di Kabupaten Karo
Sesuai dengan yang tertuang dalam surat keputusan Menteri Dalam Negeri No.118 tahun 1991 dan Surat Keputusan Gubernur KDH Tkt I Provinsi Sumatra Utara No. 138/21/1994 tanggal 21 Mei 1994 tentang data wilayah administrasi pemerintahan di Indonesia dan Sumatra Utara serta Peraturan Daerah Kabupaten Karo No.04 tentang Pembentukan Kecamatan Dolat Rayat, Kecamatan Merdeka, Kecamatan Naman Teran dan Kecamatan Tiganderket serta pemindahan Ibu kota Kecamatan Payung, maka di Kabupaten Karo terdapat 17 kecamatan, 248 desa serta 10 kelurahan. Wilayah Kabupaten Karo dibagi menjadi 17 kecamatan, yaitu:
- Barusjahe
- Berastagi
- Dolat Rayat
- Juhar
- Kabanjahe
- Kuta Buluh
- Laubaleng
- Mardingding
- Merdeka
- Merek
- Munthe
- Naman Teran
- Payung
- Simpang Empat
- Tigabinanga
- Tiganderket
- Tigapanah
Geografis
Secara geografis, Kabupaten Karo terletak pada koordinat 02° 50' sampai 03° 19' Lintang utara dan 97° 55' sampai 98° 38' Bujur timur.
Sungai
Kabupaten Karo yang terletak di ketinggian 1400 meter di atas permukaan laut, merupakan daerah hulu sungai (DHS) bagi sejumlah sungai primer di Sumatra Utara. Tidak Kurang 50 buah sungai ada di daerah ini. Sebagian besar bermuara ke selat Malaka atau Pantai Timur sedangkan 1 buah bermuara ke Danau Toba. Sungai-sungai yang bermuara ke pantai Timur adalah Lau Biang, Lau Bengap, Lau Borus, Lau Gunung dan lain-lain. Sementara sungai yang bermuara ke Danau Toba adalah sungai yang mewujudkan air terjun Sipiso-piso.
Gunung
Di daerah daratan tinggi Karo dan sepanjang pegunungan Bukit Barisan terdapat sejumlah puncak atau gunung. Dua di antaranya gunung berapi aktif yaitu: Gunung Sinabung (2412 meter) dan Gunung Sibayak (2172 meter). Selain kedua gunung berapi tersebut, masih terdapat sejumlah gunung lainnya yang tinggi belum diukur seperti Gunung Ketaren, Gunung Barus, Gunung Sibuaten, Gunung Macik, Gunung Sipiso-piso, Gunung Sembah Bala, Gunung Kutu, Gunung Pabo, Gunung Singkut, Gunung Gajah, Gunung Pertekteken dan lainnya.
Danau
Di Kabupaten Karo terdapat dua buah Danau yang cukup luas dan terkenal yaitu sebagian Danau Toba (Tongging) dan Danau Lau Kawar yang memiliki luas lebih kurang 200 Ha. Danau Lau Kawar ini diapit oleh alam pegunungan yang dikelilingi hutan tropis. Di tepi Danau Lau Kawar terbentang lahan seluas 3 hektare yang digunakan turis lokal maupun asing untuk berkemah.
Daerah ketinggian
Kabupaten Karo terletak pada ketinggian 140 sampai dengan 1.400 meter
di atas permukaan laut dengan perbandingan luas sebagai berikut:
|
Bila dilihat dari sudut kemiringan atau lereng tanahnya dapat dibedakan sebagai:
|
Objek Wisata
- Gunung Sinabung
- Gunung Sibayak
- Danau Lau Kawar
- Air Panas Lau Debuk-debuk
- Bukit Gundaling
- Air Terjun Sikulikap
- Air Terjun Sipiso-piso
- Air Terjun Tongging
- Putri Hijau
Sumber : id.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar