![]() Bendera | ![]() Lambang |
Semboyan: [1]
Hamemayu Hayuning Bawana
Hamemayu Hayuning Bawana
(Jawa: Memperindah Keindahan Dunia)
![]() | ![]() |
![]() | ![]() |
![]() | ![]() |
Searah jarum jam dari pojok kiri atas: Pantai Parangtritis, Jalan Malioboro, Situs Ratu Boko, Trans Jogja, Kalibiru, Gunung Merapi, Prajurit Pura Pakualaman "Lombok Abang", dan Candi Prambanan.
Tugu Pal Putih, salah satu landmark tertua yang menandai tata ruang DIY, Gunung Merapi-Tugu-Keraton-Panggung Krapyak-Laut selatan
Negara | ![]() |
---|---|
Hari jadi | 4 Maret 1950 |
Ibu kota | Kota Yogyakarta |
Luas | |
---|---|
• Total | 3.185,80 km2 (123,000 sq mi) |
Demografi | |
---|---|
• Agama | Islam (92,62%) Kristen (7,18%) —Katolik (4,50%) —Protestan (2,68%) Hindu (0,09%) Buddha (0,09%) Lainnya (0,02%)[5] |
• Suku bangsa | Jawa (96,53%) Sunda (0,69%) Melayu (0,45%) Tionghoa (0,33%) Batak (0,29%) Madura (0,15%) Minangkabau (0,15%) Lain-lain (1,89%)[6] |
• Bahasa | Indonesia (resmi) Jawa (utama) Melayu Inggris (pariwisata) |
Zona waktu | WIB (UTC+07:00) |
Kode area telepon 0274
Plat kendaraan AB
Lagu daerah | Suwe Ora Jamu, Walang Kekek |
---|---|
Rumah adat | Rumah Joglo |
Senjata tradisional | Keris |
Flora | Kepel |
Fauna | Perkutut jawa |
Situs web | jogjaprov |
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang merupakan peleburan Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku Alaman. Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian selatan Pulau Jawa, dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera Hindia. Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini terdiri atas satu kota, dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78 kapanewon/kemantren, dan 438 kalurahan/kelurahan. Menurut sensus penduduk 2010 memiliki populasi 3.452.390 jiwa dengan proporsi 1.705.404 laki-laki, dan 1.746.986 perempuan, serta memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.084 jiwa per km2[8].
Penyebutan nomenklatur Daerah Istimewa Yogyakarta yang terlalu panjang menimbulkan penyingkatan nomenklatur menjadi DI Yogyakarta atau DIY. Daerah Istimewa Yogyakarta sering dihubungkan dengan Kota Yogyakarta sehingga secara kurang tepat sering disebut dengan Jogja, Yogya, Yogyakarta, Jogjakarta. Walau secara geografis merupakan daerah setingkat provinsi terkecil kedua setelah DKI Jakarta, Daerah Istimewa ini terkenal di tingkat nasional, dan internasional, terutama sebagai tempat tujuan wisata andalan setelah Provinsi Bali. Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami beberapa bencana alam besar termasuk bencana gempa bumi pada tanggal 27 Mei 2006, erupsi Gunung Merapi selama Oktober-November 2010, serta erupsi Gunung Kelud, Jawa Timur pada tanggal 13 Februari 2014.
Sejarah
Sebelum Indonesia merdeka, Yogyakarta merupakan daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri atau disebut Zelfbestuurlandschappen/Daerah Swapraja, yaitu Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1755, sedangkan Kadipaten Pakualaman didirikan oleh Pangeran Notokusumo (saudara Sultan Hamengku Buwono II) yang bergelar Adipati Paku Alam I pada tahun 1813. Pemerintah Hindia Belanda mengakui Kasultanan, dan Pakualaman sebagai kerajaan dengan hak mengatur rumah tangganya sendiri yang dinyatakan dalam kontrak politik. Kontrak politik yang terakhir Kasultanan tercantum dalam Staatsblaad 1942 Nomor 47, sedangkan kontrak politik Pakualaman dalam Staatsblaad 1941 Nomor 577. Eksistensi kedua kerajaan tersebut telah mendapat pengakuan dari dunia internasional, baik pada masa penjajahan Belanda, Inggris, maupun Jepang. Ketika Jepang meninggalkan Indonesia, kedua kerajaan tersebut telah siap menjadi sebuah negara sendiri yang merdeka, lengkap dengan sistem pemerintahannya (susunan asli), wilayah, dan penduduknya.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), Sri Sultan Hamengkubuwana IX dan Sri Paku Alam VIII menyatakan kepada Presiden RI, bahwa Daerah Kasultanan Yogyakarta, dan Daerah Pakualaman menjadi wilayah Negara RI, bergabung menjadi satu kesatuan yang dinyatakan sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sri Sultan Hamengkubuwana IX dan Sri Paku Alam VIII sebagai Kepala Daerah, dan Wakil Kepala Daerah bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI. Hal tersebut dinyatakan dalam:
- Piagam kedudukan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 19 Agustus 1945 dari Presiden RI.
- Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 5 September 1945 (dibuat secara terpisah).
- Amanat Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 30 Oktober 1945 (dibuat dalam satu naskah).
Dalam sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), DIY mempunyai peranan yang penting. Terbukti pada tanggal 4 Januari 1946 sampai dengan tanggal 27 Desember 1949[10] pernah dijadikan sebagai Ibu kota Negara Republik Indonesia. Tanggal 4 Januari inilah yang kemudian ditetapkan menjadi hari Yogyakarta Kota Republik pada tahun 2010. Pada saat ini Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwana X dan Kadipaten Pakualaman dipimpin oleh Sri Paku Alam X yang sekaligus menjabat sebagai Gubernur, dan Wakil Gubernur DIY. Keduanya memainkan peran yang menentukan dalam memelihara nilai-nilai budaya, dan adat istiadat Jawa dan merupakan pemersatu masyarakat Yogyakarta.
Geografi
DIY terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa, secara geografis terletak pada 8º 30' - 7º 20' Lintang Selatan, dan 109º 40' - 111º 0' Bujur Timur. Berdasarkan bentang alam, wilayah DIY dapat dikelompokkan menjadi empat satuan fisiografi, yaitu satuan fisiografi Gunungapi Merapi, satuan fisiografi Pegunungan Sewu atau Pegunungan Seribu, satuan fisiografi Pegunungan Kulon Progo, dan satuan fisiografi Dataran Rendah.
Satuan fisiografi Gunungapi Merapi, yang terbentang mulai dari kerucut gunung api hingga dataran fluvial gunung api termasuk juga bentang lahan vulkanik, meliputi Sleman, Kota Yogyakarta dan sebagian Bantul. Daerah kerucut, dan lereng gunung api merupakan daerah hutan lindung sebagai kawasan resapan air daerah bawahan. Satuan bentang alam ini terletak di Sleman bagian utara. Gunung Merapi yang merupakan gunungapi aktif dengan karakteristik khusus, mempunyai daya tarik sebagai objek penelitian, pendidikan, dan pariwisata.
Karts mendominasi struktur rupa bumi di wilayah Gunungkidul bagian selatan
Satuan Pegunungan Selatan atau Pegunungan Seribu, yang terletak di wilayah Gunungkidul, merupakan kawasan perbukitan batu gamping dan bentang alam karst yang tandus, dan kekurangan air permukaan, dengan bagian tengah merupakan cekungan Wonosari yang telah mengalami pengangkatan secara tektonik sehingga terbentuk menjadi Plato Wonosari (dataran tinggi Wonosari). Satuan ini merupakan bentang alam hasil proses solusional (pelarutan), dengan bahan induk batu gamping, dan mempunyai karakteristik lapisan tanah dangkal, dan vegetasi penutup sangat jarang.
Satuan Pegunungan Kulon Progo, yang terletak di Kulon Progo bagian utara, merupakan bentang lahan struktural denudasional dengan topografi berbukit, kemiringan lereng curam, dan potensi air tanah kecil.
Satuan Dataran Rendah, merupakan bentang lahan fluvial (hasil proses pengendapan sungai) yang didominasi oleh dataran aluvial, membentang di bagian selatan DIY, mulai dari Kulon Progo sampai Bantul yang berbatasan dengan Pegunungan Seribu. Satuan ini merupakan daerah yang subur. Termasuk dalam satuan ini adalah bentang lahan marin dan eolin yang belum didayagunakan, merupakan wilayah pantai yang terbentang dari Kulon Progo sampai Bantul. Khusus bentang lahan marin dan eolin di Parangtritis Bantul, yang terkenal dengan gumuk pasirnya, merupakan laboratorium alam untuk kajian bentang alam pantai.
Dataran Pantai Parangtritis
Kondisi fisiografi tersebut membawa pengaruh terhadap persebaran penduduk, ketersediaan prasarana, dan sarana wilayah, dan kegiatan sosial ekonomi penduduk, serta kemajuan pembangunan antarwilayah yang timpang. Daerah-daerah yang relatif datar, seperti wilayah dataran fluvial yang meliputi Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul (khususnya di wilayah Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta) adalah wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi, dan memiliki kegiatan sosial ekonomi berintensitas tinggi, sehingga merupakan wilayah yang lebih maju, dan berkembang.
Dua daerah aliran sungai (DAS) yang cukup besar di DIY adalah DAS Progo di barat, dan DAS Opak-Oya di timur. Sungai-sungai yang cukup terkenal di DIY antara lain adalah Sungai Serang, Sungai Progo, Sungai Bedog, Sungai Winongo, Sungai Boyong-Code, Sungai Gajah Wong, Sungai Opak, dan Sungai Oya.
Kebudayaan
Wujud cagar budaya yang masih dipergunakan sebagai tempat ibadah umat Hindu Indonesia
DIY mempunyai beragam potensi budaya, baik budaya yang tangible (fisik) maupun yang intangible (non fisik). Potensi budaya yang tangible antara lain kawasan cagar budaya, dan benda cagar budaya sedangkan potensi budaya yang intangible seperti gagasan, sistem nilai atau norma, karya seni, sistem sosial atau perilaku sosial yang ada dalam masyarakat.
DIY memiliki tidak kurang dari 515 Bangunan Cagar Budaya yang tersebar di 13 Kawasan Cagar Budaya. Keberadaan aset-aset budaya peninggalan peradaban tinggi masa lampau tersebut, dengan Kraton sebagai institusi warisan adiluhung yang masih terlestari keberadaannya, merupakan embrio, dan memberi spirit bagi tumbuhnya dinamika masyarakat dalam berkehidupan kebudayaan terutama dalam berseni budaya, dan beradat tradisi. Selain itu, DIY juga mempunyai 30 museum, yang dua di antaranya yaitu Museum Ullen Sentalu, dan Museum Sonobudoyo diproyeksikan menjadi museum internasional. Pada 2010, persentase benda cagar budaya tidak bergeak dalam kategori baik sebesar 41,55%, seangkan kunjungan ke museum mencapai 6,42%
Agama
Penduduk DIY mayoritas beragama Islam yaitu sebesar 92,62%, selebihnya beragama Katolik 4,50%, kemudian Kristen Protestan 2,68%, Hindu 0,09%, Budha 0,09% dan lainnya 0,02%.[5] Sarana rumah ibadah terus mengalami perkembangan, pada tahun 2007 terdiri dari 6214 masjid, 3413 langgar, 1877 musholla, 218 gereja, 139 kapel, 25 kuil/pura dan 24 vihara/klenteng.
Suku bangsa
Nomor | Suku Bangsa | Jumlah | Konsentrasi |
---|---|---|---|
1 | Jawa | 3.331.355 | 96,53% |
2 | Sunda | 23.752 | 0,69% |
3 | Melayu | 15.430 | 0,45% |
4 | Tionghoa | 11.545 | 0,33% |
5 | Batak | 9.858 | 0,29% |
6 | Madura | 5.289 | 0,15% |
7 | Minangkabau | 5.152 | 0,15% |
8 | NTT | 4.238 | 0,12% |
9 | Dayak | 3.790 | 0,11% |
10 | Bali | 3.497 | 0,10% |
11 | Bugis | 3.335 | 0,10% |
12 | Banjar | 2.545 | 0,07% |
13 | Betawi | 2.461 | 0,07% |
14 | Aceh | 1.564 | 0,04% |
15 | Lain-lain | 27.197 | 0.80% |
Transportasi
Pelayanan angkutan kereta api pemberangkatan, dan kedatangan berpusat di Stasiun Kereta Api Tugu untuk kelas eksekutif, dan bisnis, sedangkan Stasiun Lempuyangan untuk melayani angkutan penumpang kelas ekonomi, dan barang. Saat ini untuk meningkatkan layanan jalur Timur-Barat sudah dibangun jalur ganda (double track) dari Stasiun Solo Balapan sampai Stasiun Kutoarjo. Berkaitan dengan keselamatan lalulintas, permasalahan yang berkaitan dengan layanan angkutan kereta api antara lain masih banyak perlintasan yang tidak dijaga. Selain kerata api, Pemda DIY mengembangkan layanan Bus Trans Jogja yang menjadi prototipe layanan angkutan massal pada masa mendatang.
Untuk angkutan sungai, danau dan penyeberangan, Waduk Sermo yang terletak di Kabupaten Kulon Progo yang memiliki luas areal 1,57 km² dan mempunyai keliling ± 20 km menyebabkan terpisahnya hubungan lintas darat antara desa di sisi waduk dengan desa lain di seberangnya. Di sektor transportasi laut dI DIY terdapat Tempat Pendaratan Kapal (TPK) yang berfungsi sebagai pendaratan kapal pendaratan pencari ikan, dan tempat wisata pantai. Terdapat 19 titik TPK yang dilayani oleh ± 450 kapal nelayan.
Di sektor transportasi udara, Bandara Adisutjipto yang telah menjadi bandara internasional sejak 2004 menjadi pintu masuk transportasi udara bagi Daerah Istimewa Yogyakarta, baik domestik maupun internasional. Keterbatasan fasilitas sisi udara, dan darat yang berada di Bandara Adisutjipto menyebabkan fungsi Bandara Adisutjipto sebagai gerbang wilayah selatan Pulau Jawa tidak dapat optimal. Status bandara yang “enclave civil” menyebabkan landas pacu yang ada dimanfaatkan untuk dua kepentingan yakni penerbangan sipil, dan latihan terbang militer.
Keistimewaan DIY
Menurut UU Nomor 3 tahun 1950 yang dikeluarkan oleh negara bagian Republik Indonesia yang beribu kota di Yogyakarta pada maret 1950, keistimewan DIY mengacu pada keistimewaan yang diberikan oleh UU Nomor 22 Tahun 1948 yaitu Kepala Daerah Istimewa diangkat oleh Presiden dari keturunan keluarga yang berkuasa di daerah itu pada zaman sebelum Republik Indonesia, dan yang masih menguasai daerahnya, dengan syarat-syarat kecakapan, kejujuran, dan kesetiaan, dan dengan mengingat adat istiadat di daerah itu[29]. Selain itu, untuk Daerah Istimewa yang berasal dari gabungan daerah kerajaan dapat diangkat seorang Wakil Kepala Daerah Istimewa dengan mengingat syarat-syarat sama seperti kepala daerah istimewa. Sebab pada saat itu daerah biasa tidak dapat memiliki wakil kepala daerah. Adapun alasan keistimewaan Yogyakarta diakui oleh pemerintahan RI menurut UU Nomor 22 Tahun 1948 (yang juga menjadi landasan UU Nomor 3 Tahun 1950 mengenai pembentukan DIY), adalah Yogyakarta mempunyai hak-hak asal usul, dan pada zaman sebelum Republik Indonesia sudah mempunyai pemerintahan sendiri yang bersifat Istimewa (zelfbestuure landschappen).
Saat ini Keistimewaan DIY diatur dengan UU Nomor 13 tahun 2012 yang meliputi[30]:
- tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas, dan wewenang Gubernur, dan Wakil Gubernur;
- kelembagaan Pemerintah Daerah DIY;
- kebudayaan;
- pertanahan; dan
- tata ruang.
Dalam tata cara pengisian jabatan gubernur, dan wakil gubernur salah satu syarat yang harus dipenuhi calon gubernur, dan wakil gubernur adalah bertakhta sebagai Sultan Hamengku Buwono untuk calon Gubernur, dan bertakhta sebagai Adipati Paku Alam untuk calon Wakil Gubernur[31].
Kewenangan kelembagaan Pemerintah Daerah DIY diselenggarakan untuk mencapai efektivitas, dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan, dan pelayanan masyarakat berdasarkan prinsip responsibilitas, akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi dengan memperhatikan bentuk, dan susunan pemerintahan asli yang selanjutnya diatur dalam Perdais.
Kewenangan kebudayaan diselenggarakan untuk memelihara, dan mengembangkan hasil cipta, rasa, karsa, dan karya yang berupa nilai-nilai, pengetahuan, norma, adat istiadat, benda, seni, dan tradisi luhur yang mengakar dalam masyarakat DIY yang selanjutnya diatur dalam Perdais.
Dalam penyelenggaraan kewenangan pertanahan Kasultanan Yogyakarta, dan Kadipaten Pakualamanan dinyatakan sebagai badan hukum. Kasultanan, dan Kadipaten berwenang mengelola, dan memanfaatkan tanah Kasultanan, dan tanah Kadipaten ditujukan untuk sebesar-besarnya pengembangan kebudayaan, kepentingan sosial, dan kesejahteraan masyarakat. Kewenangan Kasultanan, dan Kadipaten dalam tata ruang terbatas pada pengelolaan, dan pemanfaatan tanah Kasultanan, dan tanah Kadipaten yang selanjutnya diatur dalam Perdais. Perdais adalah peraturan daerah istimewa yang dibentuk oleh DPRD DIY dan Gubernur untuk mengatur penyelenggaraan Kewenangan Istimewa. Selain itu, pemerintah menyediakan pendanaan dalam rangka penyelenggaraan urusan Keistimewaan DIY dalam Anggaran Pendapatan, dan Belanja Negara sesuai dengan kebutuhan DIY dan kemampuan keuangan negara.
Kapanewon/kemantren dan kalurahan/kelurahan
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari 4 kabupaten, 1 kota, 78 kapanewon/kemantren, 46 kelurahan dan 392 kalurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya diperkirakan mencapai 3.606.111 jiwa dengan total luas wilayah 3.133,15 km².[37]
Pada tahun 2020, terjadi perubahan nomenklatur pembagian administratif di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pertama, kecamatan yang berada di Kabupaten, menjadi Kapanewon. Kedua, kecamatan yang ada di Kota Yogyakarta, menjadi Kemantren. Ketiga, Camat yang berada di Kabupaten memiliki panggilan baru Panewu dan Sekretaris Camatnya menjadi Panewu Anom. Keempat, Camat yang berada di Kota Yogyakarta memiliki panggilan Mantri Pamong Praja dan Sekretaris Camatnya menjadi Mantri Anom. Kelima, nama Desa menjadi Kalurahan. Keenam, kepala Desa menjadi lurah. Ketujuh, Sekretaris Desa menjadi Carik. Kedelapan, kelurahan yang berada di Kota Yogyakarta tidak berganti nama
Perguruan tinggi negeri
Balairung UGM, simbol pendidikan tinggi di DIY
- Universitas Gadjah Mada (UGM)
- Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
- Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga
- Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta (UPVYK)
- Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI Yogyakarta)
- Akademi Angkatan Udara (AAU) adalah sekolah pendidikan TNI Angkatan Udara
- Akademi Kulit Kemenperin
- Poltekes Kemenkes
- Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN), sebelumnya bernama Akademi Agraria
Universitas swasta
- Universitas Ahmad Dahlan (UAD)
- Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY)
- Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (UCY)
- Universitas Jendral Achmad Yani Yogyakarta
- Universitas Islam Indonesia (UII), merupakan universitas swasta tertua di Indonesia
- Universitas Janabadra (UJB)
- Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW)
- Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY), Sebelumnya bernama Universitas Wangsa Manggala
- Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
- Universitas PGRI Yogyakarta (UPY)
- Universitas Respati Indonesia (UNRIYO)
- Universitas Sanata Dharma (USD)
- Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST)
- Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY)
- Universitas Widya Mataram Yogyakarta (UWMY)
- Universitas Proklamasi 45 (UP45)
- Universitas Alma Ata (UAA)
- Institut Pertanian STIPER (INSTIPER)
- Institut Sains & Teknologi AKPRIND (IST AKPRIND)
- Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY), sebelumnya bernama STTNAS (Sekolah Tinggi Teknologi Nasional) Yogyakarta
Sekolah tinggi
- STIE SBI
- STIE YKPN
- STMIK Akakom
- STMIK AMIKOM Yogyakarta (dulu AMIKOM)
- Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta
- Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir
- Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta (STP AMPTA)
- Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarukmo Yogyakarta (STiPRAM)
- Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (APMD)
- Sekolah Tinggi Teknologi Adisucipto (STTA)
- Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta (STTKD)
- Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Visi Indonesia (STSRD Visi Indonesia),
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Achmad Yani Yogyakarta
- Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) Yogyakarta
- Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM)YKPN Yogyakarta
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Guna Bangsa Yogyakarta
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta
Akademi dan politeknik
- AA YKPN
- POLISENI
- POLTEKKES
- AKPER Notokusumo
- Akademi Kebidanan Yogyakarta
- Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta
- Akademi Pertanian Yogyakarta
Pariwisata
Wisata candi
- Candi Prambanan
- Candi Kalasan
- Situs Ratu Boko
- Candi Ijo
- Candi Abang
- Candi Gampingan
- Candi Sari
- Candi Kedulan
- Candi Sambisari
- Candi Sorogedug
- Candi Kimpulan
- Candi Gembirowati
- Candi Klodangan
- Candi Banyunibo
- Candi Morangan
- Candi Risan
- Candi Palgading
- Candi Watu Gudhig
- Candi Dawangsari
- Candi Miri
- Candi Keblak
- Candi Gebang
- Candi Barong
- Candi Pringtali
- Candi Plembutan
- Situs Mantup
- Situs Payak
- Situs Mangir
- Situs Arca Bugisan
- Situs Arca Gupolo
- Situs Gua Sentono
- Situs Sokoliman
- Situs Gondangan
- Situs Bleberan
Wisata pantai
Area Bantul 1
Area Bantul 2
Area Gunungkidul 1
Area Kulonprogo
Area Bantul 2
Area Gunungkidul 1
- Pantai Baron
- Pantai Kukup
- Pantai Drini/Pulau Drini
- Pantai Watu Kodok
- Pantai Sepanjang
- Pantai Krakal
- Pantai Sadranan
- Pantai Sundak
- Pantai Pulang Sawal
- Pantai Slili
- Pantai Pok Tunggal
- Pantai Sadeng
- Pantai Ngetun
- Pantai Timang
- Pantai Jogan
- Pantai Lambor
- Pantai Siung
- Pantai Wediombo
- Pantai Jungwok
Area Kulonprogo
Wisata gua
- Gua Banteng
- Gua Banyaksongo
- Gua Bribin
- Gua Cemplong
- Gua Cerme
- Gua Cikal
- Gua Dagang
- Gua Dengok
- Gua Gebang
- Gua Gebangtinatar
- Gua Grengseng
- Gua Grubug
- Gua Grubuk
- Gua Jepang
- Gua Jlamprong
- Gua Jomblang
- Gua Kali Suci
- Gua Kaligede
- Gua Kebon
- Gua Kedokan
- Gua Kesirat
- Gua Kiskendo
- Gua Langse
- Gua Maria Jatiningsih
- Gua Mariatritis
- Gua Ngingrong
- Gua Ngobaran
- Gua Ngularan
- Gua Nogosari
- Gua Pari
- Gua Pindul
- Gua Ploso
- Gua Rancang Kencono
- Gua Rancang
- Gua Selarong
- Gua Semuluh
- Gua Seropan
- Gua Sigolo-golo
- Gua Sioyot
- Gua Slisi
- Gua Sodong
- Gua Sriti
- Gua Sumurup
- Gua Sunan Mas
- Gua Sundak
- Gua Tapan
- Gua Toto
Wisata belanja
Wisata alam
Lain-lain
- Kebun Binatang Gembira Loka
- Istana Air Taman Sari
- Monumen Jogja Kembali
- Museum Keraton Yogyakarta
- Museum Sonobudoyo
- Pemakaman Imogiri
- Kerajinan kulit Manding Bantul
- Taman Pintar Yogyakarta (Wisata Edukasi Tengah Kota)
- Pemakaman Girigondo
- Sendratari Ramayana Prambanan, merupakan sebuah pertunjukan yang menggabungkan tari dan drama tanpa dialog, diangkat dari cerita Ramayana.
Provinsi Kembar
Sumber : id.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar