Selasa, 10 Maret 2020

Profil Kota Bekasi


Lambang Kota Bekasi
Lambang
Semboyan: Bekasi Maju, Sejahtera dan Ihsan
Peta lokasi Kota Bekasi
Peta lokasi Kota Bekasi
Kota Bekasi berlokasi di Indonesia
Kota Bekasi
Kota Bekasi
Peta lokasi Kota Bekasi
Koordinat: 6°14′0″S 106°0′0″E
Lalu lintas Jl. Ahmad Yani, Jembatan Jl. Cut Meutia, Kota Harapan Indah, Mal Metropolitan,Grand wisata bekasi
Lalu lintas Jl. Ahmad Yani, Jembatan Jl. Cut Meutia, Kota Harapan Indah, Mal Metropolitan,Grand wisata bekasi
Negara Indonesia
Provinsi       Jawa Barat
Hari jadi       10 Maret 1997

Luas
 • Total210.49 km2 (81.27 sq mi)
 • Darat204.6 km2 (79.0 sq mi)
 • Air3.8 km2 (1.5 sq mi)
Peringkat luas31

Demografi
 • Suku bangsaBetawi, Jawa, Sunda, Batak, Betawi, Minangkabau, Tionghoa
 • AgamaIslam 87,71%
Kristen 10,97%
Protestan 8,03%
Katolik 2,94%
Buddha 0,92%
Hindu 0,33%
Lainnya 0,07%[2]
 • BahasaIndonesia, Betawi, Jawa, Sunda
Zona waktuWIB (UTC+7)
Kode telepon021
Kecamatan12
Kelurahan56
Situs webwww.bekasikota.go.id


Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang terdapat di provinsi Jawa Barat, Indonesia Nama Bekasi berasal dari kata bagasasi yang artinya sama dengan candrabaga yang tertulis di dalam Prasasti Tugu era Kerajaan Tarumanegara, yaitu nama sungai yang melewati kota ini Kota ini merupakan bagian dari megapolitan Jabodetabek dan menjadi kota satelit dengan jumlah penduduk terbanyak se-Indonesia Saat ini Kota Bekasi berkembang menjadi tempat tinggal kaum urban dan sentra industri,[3] kota Bekasi juga dijuluki sebagai Kota Patriot dan/ Kota Pejuang.

Geografi


Batas Wilayah

 

Kota Bekasi memiliki luas wilayah sekitar 210,49 km2, dengan batas wilayah Kota Bekasi adalah:
Utara Kabupaten Bekasi
Timur Kabupaten Bekasi
Selatan Kabupaten Bogor dan Kota Depok
Barat Provinsi DKI Jakarta
Letak geografis: 106o48’28’’ – 107°27’29’’ Bujur Timur dan 6°10’6’’ – 6°00’6’’ Lintang Selatan.

Topografi


Kondisi Topografi kota Bekasi dengan kemiringan antara 0 – 2 % dan terletak pada ketinggian antara 11 m – 81 m di atas permukaan air laut. • Ketinggian > 25 m: Kecamatan Medan Satria, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Bekasi Timur dan Pondok Gede • Ketinggian 25 – 100 m: Kecamatan Bantargebang, Pondok Melati, Jatiasih
Wilayah dengan ketinggian dan kemiringan rendah yang menyebabkan daerah tersebut banyak genangan, terutama pada saat musim hujan yaitu: di Kecamatan Jatiasih, Bekasi Timur, Rawalumbu, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, dan Kecamatan Pondok Melati.

 

Jenis Tanah dan Geologi

 

Struktur geologi wilayah Kota Bekasi didominasi oleh pleistocene volcanik facies namun terdapat dua kecamatan yang memiliki karakteristik struktur lainnya yaitu: • Bekasi Utara: Struktur Aluvium • Bekasi Timur: Struktur Miocene Sedimentary Facies
Di Bekasi Selatan terdapat sumur gas JNG-A (106o 55’ 8,687” BT; 06o 20’54,051”) dan Sumur JNGB (106o 55’ 21,155” BT; 06o 21’ 10,498”)

Kecamatan


Kota Bekasi memiliki 12 kecamatan dan 56 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 2.409.083 jiwa dengan luas wilayah 206,61 km² dan sebaran penduduk 4.035 jiwa/km².

 

Ekonomi


Ekonomi Bekasi ditunjang oleh kegiatan perdagangan, perhotelan, dan restoran. Pada awalnya pusat pertokoan di Bekasi hanya berkembang di sepanjang jalan Ir. H. Juanda yang membujur sepanjang 3 km dari alun-alun kota hingga terminal Bekasi. Di jalan ini terdapat berbagai pusat pertokoan yang dibangun sejak tahun 1978.
Selanjutnya sejak tahun 1993, kawasan sepanjang Jl. Ahmad Yani berkembang menjadi kawasan perdagangan seiring dengan munculnya beberapa mal serta sentra niaga. Pertumbuhan kawasan perdagangan terus berkembang hingga jalan K. H. Noer Ali (Kalimalang), Kranji, dan Kota Harapan Indah.
Selain itu keberadaan kawasan industri di kota ini, juga menjadi mesin pertumbuhan ekonominya, dengan menempatkan industri pengolahan sebagai yang utama.[11] Lokasi industri di Kota Bekasi terdapat di kawasan Rawa Lumbu dan Medan Satria.
Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian di suatu wilayah. Kecuali pada tahun 2004, pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi selalu di atas Jawa Barat dan Indonesia. Pada tahun 2004 ekonomi Kota Bekasi tumbuh 5,38% dan pertumbuhan ini lebih tinggi dari Jawa Barat (4,77%) tetapi di bawah LPE Indonesia yang mencapai 5,50%. Pada tahun 2005 dengan 5,65%, LPE Kota Bekasi sedikit lebih tinggi dari Jawa Barat dan Indonesia dengan 5,62% dan 5,55%. Demikian pula pada tahun 2006, LPE Kota Bekasi yang mencapai 6,07% masih lebih baik dibandingkan Jawa Barat dan Indonesia yang hanya mencapai 6,01% dan 5,48%.

Pariwisata


Bekasi menjadi salah satu kota wisata di Provinsi Jawa Barat, objek wisata di Bekasi.[13] antara lain:
  1. Taman Buaya Indonesia Jaya di Jl. Suka Ragam, Serang, Cikarang, Bekasi. Tempat ini dibuka untuk umum pada hari minggu saja.
  2. Pantai Muara Beting dan Muara Gembong. Kedua pantai ini menawarkan keindahan alam dan pesona pantai yang menawan. Di tepi pantai banyak tumbuh hutan bakau yang dikembangkan oleh pemerintah setempat menjadi objek wisata.
  3. Pantai Muara Bendera terletak di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi.
  4. Situ Gede merupakan objek wisata berupa danau yang indah dengan suasana asri.
  5. Saung Ranggon, rumah tradisional kuno yang telah dibangun sejak abad ke-16, terletak di di desa Cikedokan, Cikarang Barat. Di dalamnya terdapat benda pusaka yang setiap bulan maulud selalu dilakukan upacara pencucian pusaka[13].
  6. eks Pabrik Gula Cibarusah, sebuah objek wisata bersejarah setelah dijadikan objek wisata pada tahun 2001 setelah ditutup akibat Krisis ekonomi 1997 dan dahulu pabrik gula ini dibuka sejak tahun 1905 di Cibarusah, Bekasi dan jalur rel ini dibangun yang terhubung dari Stasiun Cibarusah yang dibangun pada tahun 1934 oleh Staats Spoorwegen (SS)
  7. Curug Parigi

Transportasi


Transportasi Darat

 

Trayek angkot

 

  1. K 01 – Jurusan: Perumnas III Bekasi - Pulogadung
  2. K 02 – Jurusan: Pekayon-Pondok Gede – Terminal Bekasi
  3. K 02A – Jurusan: Bumi Mutiara – Pondok Gede (via) Villa Nusa Indah
  4. K 03 – Jurusan: Perumnas Klender - Kranji
  5. K 04 – Jurusan: Perumnas I Bekasi – Terminal Bekasi
  6. K 04B – Jurusan: Gabus – Ganda Agung – Terminal Bekasi Jurusan: Irigasi – Terminal Bekasi
  7. K 04C – Jurusan: Patal – Kampung Kandang – Kali Baru
  8. K 05 – Jurusan: Cikunir - Terminal Bekasi
  9. K 05A – Jurusan: Perumahan Taman Galaxi Indah - Terminal Bekasi
  10. K 05B – Jurusan: Perumnas II - Terminal Bekasi
  11. K 06 – Jurusan: Kranggan – Ujung Aspal – Pondok Gede – Kp.Rambutan
  12. K 06B – Jurusan: Kranggan – Ujung Aspal – Pondok Gede – Kp.Rambutan
  13. K 07 – Jurusan: Perumahan Seroja - Terminal Bekasi
  14. K 08 – Jurusan: Sumber Arta – Pondok Gede
  15. K 09 – Jurusan: Babelan - Terminal Bekasi
  16. K 09B – Jurusan: Metropolitan Mall – Babelan Perumahan Taman Wisma Asri
  17. K 09P – Jurusan: Stasiun KA Bekasi – Perumahan Villa Indah Permai (VIP)
  18. K 10 – Jurusan: Jurusan: Ujung Harapan - Terminal Bekasi
  19. K 10B – Jurusan: Tol Bekasi Timur - Metropolitan Mall
  20. K 11 – Jurusan: Bantar Gebang - Terminal Bekasi
  21. K 11A – Jurusan: Perumahan Rawalumbu – Rawa Panjang / Terminal Bekasi
  22. K 11B – Jurusan: Perumahan Narogong – Rawa Panjang
  23. K 12 – Jurusan: Kampung Cerewed/Duren Jaya – Terminal Bekasi
  24. K 12A – Jurusan: Wisma Jaya - Terminal Bekasi
  25. K 12B – Jurusan: Kampung Cerewed/Duren Jaya – Hero/BCP
  26. K 13 – Jurusan: Bantar Gebang – Setu
  27. K 14 – Jurusan: (cibitung) Kampung Utan – Serang/setu
  28. K 15 – Jurusan: Taruma Jaya - Terminal Bekasi
  29. K 15A – Jurusan: Pondok Ungu Permai (BTN Lama) - Stasiun Bekasi - Terminal Bekasi
  30. K 16 – Jurusan: Tambun – Tambelang
  31. K 16A – Jurusan: Perum Papan Mas - Terminal Bekasi
  32. K 16B – Jurusan: Jurusan: Perum Villa Bekasi Indah - Terminal Bekasi
  33. K 16C – Jurusan: Perum Griya Asri - Terminal Bekasi
  34. K 17 – Jurusan: Terminal Cikarang - Lemahabang – Serang – Cibarusah
  35. K 18 – Jurusan: Cikarang – Pilar – Sukatani
  36. K 19 – Jurusan: Terminal Bekasi – Bulak Kapal – Jatimulya – Mutiara Gading
  37. K 19A – Jurusan: Terminal Bekasi – Mutiara Gading
  38. K 19A (Atap Kuning) Jurusan: Terminal Bekasi – Mustikasari
  39. K 20 - Jurusan: Sumber Arta - Perumnas Klender
  40. K 21A – Jurusan: Pabuaran – Kampung Rambutan
  41. K 21B – Jurusan: Bantar Gebang – Kampung Rambutan
  42. K 22 – Jurusan: Pondok Gede – Pangkalan Jati
  43. K 22A – Jurusan: Pondok Gede – Pondok Kopi - Wali kota Jakarta Timur - Pulo Gebang
  44. K 23 – Jurusan: Tambun - Mustika Jaya - Cimuning
  45. K 25 -Jurusan: Pulo Gebang - Rawa Panjang
  46. K 25B - Jurusan: Kayu Ringin - Perumnas Klender
  47. K 26A – Jurusan: Pekayon – LIA Galaxy
  48. K 28 – Jurusan: Ciangsana- Ujung Aspal – Sumir-Setu-TMII – Kp.Rambutan
  49. K 30 – Jurusan: Perum Harapan Indah - Kranji - Terminal Pulogadung
  50. K 31 – Jurusan: Perum Taman Harapan Baru - Terminal Pulogadung
  51. K 33 – Jurusan: Terminal Cikarang - Lemahabang
  52. K 34 – Jurusan: Rawa Kalong - Terminal Bekasi
  53. K 35 – Jurusan: Cikarang – Lemah Abang – Delta Mas
  54. K 36 – Jurusan: Cibitung - Terminal Bekasi
  55. K 37 – Jurusan: Komsen – Perum Klender
  56. K 39 – Jurusan: Kompas/SKU - Terminal Bekasi
  57. K 39B – Jurusan: Perum Trias (Tridaya Indah Asri) – Terminal Bekasi
  58. K 40 – Jurusan: Pasar Rebo – Kampung Rambutan
  59. K 44 – Jurusan: Komsen – Cakung – Kranggan - Cibubur- Jagorawi – Kp.Rambutan
  60. K 45 – Jurusan: Jurusan: Metropolitan Mall/Tol Bekasi Barat - Lippo Cikarang
  61. K 50 – Jurusan: Terminal Bekasi-Tol Bekasi Timur - Lippo Cikarang
  62. K 52 – Jurusan: Cikarang – Delta Mas
  63. K 58 – Jurusan: Klender - Cililitan.
  64. K 59 – Jurusan: Jababeka – Cililitan
  65. K 61 – Jurusan: Cibitung – Lemah Abang – Delta Mas
  66. K 62 – Jurusan: Jababeka-Cibitung

 

Akses Tol


Kota Bekasi mempunyai akses tol melalui Gerbang Tol (GT), GT Pondok Gede, GT Bekasi Barat, GT Bekasi Timur, GT Tambun, GT Jatiasih, GT Jati Warna, GT Kalimalang, GT Bintara.

 

Layanan Publik


Dalam pengolahan sampah, sekitar 35% dari timbunan sampah telah dapat dikelola, dan pemerintah setempat telah menetapkan kawasan Bantar Gebang di selatan kota Bekasi sebagai kawasan tempat pembuangan akhir sampah.[5]
Sementara sebagai sumber air bersih untuk masyarakat di kota Bekasi berasal dari sumber air permukaan. Pemerintah kota Bekasi bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Bekasi dalam kepemilikan dan pengelolaan penyediaan air bersih melalui PDAM Bekasi.[25] Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) di lima kecamatan di kota Bekasi dengan total kapasitas produksi sebesar 1.065 liter/detik atau sebanyak 109.728.000 liter/hari. Namun belum mencukupi kebutuhan masyarakatnya, yang saat ini diperkirakan diperlukan kapasitas produksi sebanyak 231.597.925 liter/hari.[5]
Untuk masalah kesehatan, Bekasi memiliki beberapa rumah sakit dengan layanan cukup baik. Disamping RSUD Bekasi yang dikelola oleh pemerintah, terdapat pula rumah sakit yang dikelola pihak swasta, antara lain RS Mitra Keluarga Bekasi Barat, RS Mitra Keluarga Bekasi Timur, RSIA Hermina Bekasi, RSIA Hermina Galaxi, RS Awal Bros, RS Ananda, RS Citra Harapan, RS Taman Harapan Baru, RS Jati Sampurna, dan RS Anna.

 

Pasar & Pusat Perbelanjaan

 

Sebagai kawasan pemukiman kaum urban, Kota Bekasi banyak memiliki pusat perbelanjaan, baik itu pasar tradisional, hypermarket, maupun pusat perbelanjaan mewah. Beberapa pusat perbelanjaan di Kota Bekasi antara lain:
Pusat Perbelanjaan Menengah Keatas:
Pusat perbelanjaan lainnya:

 

Tempat Ibadah


Terdapat beberapa tempat ibadah di Kota Bekasi, yaitu Masjid Agung Al-Barkah Bekasi, Masjid Nurul Islam “Islamic Center” Bekasi, Masjid Al Azhar Jakapermai, Masjid Al Azhar Summarecon Bekasi, Masjid Al-Mahdi, Masjid Nurul A'la, Vihara Tridharma Buddha Dharma (Pasar Lama), Cetiya Buddha Jayanti (Kota Harapan Indah), Gereja Santo Arnoldus (Bekasi Timur), Gereja Santo Mikael (Bekasi Barat), Gereja Santo Bartholomeus (Bekasi Selatan), Gereja Santa Clara (Bekasi Utara).

Seni dan Budaya


Sulit menetapkan kesenian Kota Bekasi karena warga kota ini adalah percampuran antara budaya Sunda, Jawa Barat dan budaya Betawi. Berbeda dengan Kabupaten Bekasi yang sebagian besar penduduknya orang Sunda, saat ini kebanyakan warga Kota Bekasi berasal dari Jakarta.
Bahasa Bekasi benar-benar khas karena bila diperhatikan, orang asli atau yang sudah lama tinggal di Bekasi akan berbicara dengan bahasa Sunda, atau terkadang hanya logatnya. Dengan membawa keaslian Sunda tersebut, Bekasi yang notabene adalah kota urban, terkena imbas budaya betawi yang begitu mudah masuk dan mempengaruhi nilai-nilai sosial, termasuk bahasa. Seringkali orang Bekasi dapat dikenali kesundaannya dari logat dan nada yang digunakan. Namun diksi dan kata-kata yang dipilih lebih mengarah ke bahasa Betawi. Sehingga dapat disimpulkan bahasa Bekasi adalah percampuran antara Betawi dan Sunda yang membuat bahasanya lebih menarik dan unik.
Dalam kenyatanya kesenian Kota Bekasi lebih dekat dengan kesenian khas Jakarta. Ini disebabkan Budaya Betawi warga Kota Bekasi masih sangat dekat dengan budaya Betawi. Sejak masa Kerajaan Pasundan, beberapa kesenian asli daerah muncul seperti kesenian Tari Topeng dan kesenian Ujungan.
Tarian Topeng yang biasa di kenal dengan Topeng saja merupakan salah satu jenis kesenian khas bekasi yang relatif masih ada dan banyak penggemarnya, sama halnya dengan musik gambus. Topeng bekasi ini biasanya dimainkan untuk memeriahkan upacara perkawinan, khitanan dan khaulan akan tetapi bisa juga dimainkan dalam acara–acara resmi seperti menyambut tamu, pentas seni dan kampanye pemilu. Walaupun dinamakan tarian topeng namun kesenian ini tidak didominasi oleh tarian saja tapi juga menampilkan lawakan (komedi) yang biasanya menyangkut kisah kehidupan masyarakat kecil. Tari topeng biasanya diiringi oleh beberapa alat musik tradisional seperti gendang, rebab, gong, kenong tiga dan kecrek.[26]
Kesenian Ujungan yaitu kesenian dengan memukul betis dan tulang kering, dengan memanfaatkan lull aren, seorang pemain Ujungan langsung meloncat-loncat dengan bergaya lucu. Agar tidak terkena penonton, maka arenanya dipersiapkan terpisah. Sejak tumbuh di jamannya, permainan Ujungan ini sangat digemari warga Kota Bekasi.
Kota Bekasi juga menjadi sumber inspirasi bagi para seniman untuk menuangkan kreasinya, antara lain muncul dalam puisi Krawang-Bekasi karya Chairil Anwar dan dalam dua novel karya Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Kranji-Bekasi Jatuh (1947) serta Di Tepi Kali Bekasi (1951). Karya-karya tersebut lahir pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia.

Olahraga


Kegiatan olahraga kota Bekasi berada dibawah naungan KONI kota Bekasi dan memiliki 42 cabang olahraga[27]. Kota ini juga adalah tempat bernaung tim sepak bola Persipasi Bekasi.

Kuliner


Seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia, pada masyarakat Bekasi dikenal beberapa jenis makanan khas yang sering disajikan pada acara-acara tertentu atau hari raya seperti dodol. Makanan ini terbuat dari tepung beras ketan yang dicampur dengan gula merah dan kelapa.
Kuliner Bekasi yang masih dalam kategori kue basah di antaranya adalah Jalabia, Cucur, Kue Bugis, Bika Ambon, Kue Pepe, Putu Mayang, Talam, Kue Pisang, Lopis, Kue Cincin, Geplak, Onde-onde, Gemblong, dan kerak telor.
Selain jenis kue basah ada beberapa penganan asli Bekasi yang termasuk kategori jenis kue kering, dan biasanya mewarnai kue-kue yang disediakan untuk para tamu yang datang berkunjung atau pun untuk kegiatan besar seperti pernikahan dan sunatan diantaranya adalah Kue Akar Kelapa, Rengginang, Kue Wajik, Sagon, Kue Satu, parocot, Kue Duit dan Kue Brangas.
Sementara itu, menu makanan atau kuliner yang sangat dikenal di Bekasi adalah sayur asem khas Bekasi, rasanya agak sedikit asem bila dibandingkan dengan jenis sayur asem di daerah lain. Sayur ini terasa nikmat bila disajikan di siang hari. Disamping itu ada satu jenis sayuran yang khas, yaitu sayur ikan gabus atau sayur pucung. Jenis sayur ini tampaknya hanya terdapat di Bekasi saja. Seperti diketahui Bekasi tempo dulu terdiri dari rawa-rawa yang didalamnya terdapat ikan gabus. Sayur ikan gabus biasanya dimasak dengan menambahkan campuran pucung atau kluwek yang berwarna hitam dan memiliki aroma serta rasa yang khas. Selain kuliner sayur asem dan sayur ikan gabus, masih ada satu lagi kuliner yang cukup terkenal di Bekasi yaitu Soto Betawi Asli Daging Sapi. Kalo di Jakarta soto betawi dicampur dengan jeroan, maka di Bekasi tidak memakai jeroan, isinya hanya daging sapi, kentang goreng, emping, irisan daun bawang dan diberi kuah santan yang dimasak dengan bumbu-bumbu tradisional seperti bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, kunyit, sereh dan lada.


Sumber : id.wikipedia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar